VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi mengklaim telah menyelidiki dugaan mark up proyek kereta cepat Whoosh sejak awal 2025. Namun lembaga antirasuah itu enggan membuka detail progres penyelidikan yang sudah berjalan hampir 10 bulan tersebut.
Juru bicara KPK Budi Prasetyo menegaskan bahwa perkara dugaan penggelembungan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung itu masih dalam tahap penyelidikan. Pihaknya berdalih proses penyelidikan harus dilakukan dalam ruang tertutup sehingga belum bisa diungkap ke publik.
“Ya benar, jadi perkara tersebut saat ini sedang dalam tahap penyelidikan di KPK. Sehingga karena memang masih di tahap penyelidikan, informasi detil terkait dengan progres atau perkembangan perkaranya, belum bisa kami sampaikan secara rinci,” ujar Budi pada Senin (27/10/2025).
Baca Juga: KPK Hentikan Penyidikan Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan RS Sumber Waras, Ini Alasannya
Budi menyebut penyelidikan dugaan mark up Whoosh sudah dimulai sejak awal 2025. Pernyataan ini seolah memberi sinyal bahwa KPK telah bergerak lebih dulu sebelum dugaan tersebut ramai diperbincangkan publik beberapa waktu terakhir.
“Adapun penyelidikan perkara ini sudah dimulai sejak awal tahun,” kata Budi.
Baca Juga: Mantan Pejabat Eselon I Kemnaker Dipanggil KPK Terkait Sertifikasi K3
Meski mengklaim telah menyelidiki, KPK belum memberikan informasi mengenai pihak-pihak yang menjadi sasaran penyelidikan. Lembaga antirasuah itu juga belum merinci alat bukti apa saja yang telah dikumpulkan selama hampir 10 bulan proses penyelidikan berjalan.
KPK justru mengimbau masyarakat yang memiliki informasi atau data terkait dugaan mark up Whoosh untuk melaporkannya. Imbauan ini termasuk ditujukan kepada mantan Coordinating Minister for Political, Legal, and Security Affairs Mahfud MD yang sempat menyinggung dugaan penggelembungan biaya proyek tersebut.
“Tentu setiap informasi dan data, baik yang disampaikan melalui saluran pengaduan masyarakat, itu tentu juga bisa menjadi pengayaan bagi tim, untuk menelusuri dan mengungkap perkara ini,” ungkap Budi.
Sebelumnya, Mahfud mengungkap dugaan mark up proyek Whoosh melalui akun YouTube Mahfud MD Official. Mantan menteri di era Jokowi itu mengendus adanya selisih signifikan antara biaya pembangunan versi Indonesia dan versi China.
Mahfud menyebutkan kalkulasi versi Indonesia mencapai sekitar 52 juta dolar AS per kilometer. Sementara dari hitungan pihak China hanya berkisar 17-18 juta dolar AS per kilometer. Perbedaan ini membuat Mahfud mencurigai adanya kenaikan tiga kali lipat dari biaya yang seharusnya dikeluarkan.
Menanggapi kehebohan tersebut, Mahfud bahkan menantang KPK untuk langsung memanggilnya sebagai saksi tanpa perlu menunggu laporan resmi. Politisi senior itu menyatakan siap memberikan keterangan dan menunjukkan data yang dimilikinya.
“Panggil saja saya, bukan diperiksa loh, tapi dimintai keterangan. Saya akan tunjukkan,” tegas Mahfud dalam akun X pribadinya.
