Oleh karena itu, ujar Rai, kini upaya untuk menyiasati permintaan ekspor yang tetap tinggi, pihaknya meminta waktu yang lebih lama. Dulu untuk pesanan satu kontainer membutuhkan waktu 45 hari, tetapi sekarang ini, pihaknya meminta waktu antara 2-3 bulan.
Baca Juga: KCIC Prediksi 20 Ribu Penumpang Whoosh pada H+4 Lebaran
Ekspor kerajinan kayu di antaranya tertuju ke Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Brasil, Ceko, Rusia, dan Republik Dominika.
Ia menuturkan, sebelum pandemi COVID-19, pihaknya setiap bulan bisa mengekspor produk kerajinan hingga dua kontainer ukuran 40 feet atau setara dengan kapasitas lima truk. Namun saat pandemi permintaan turun sampai 70 persen sehingga saat itu pekerja banyak yang beralih menjadi tukang bangunan, penjaga toko ataupun bekerja di hotel.
Menanggapi kondisi tersebut, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mengatakan perlu ada terobosan untuk menarik minat anak muda mau bekerja di sektor kerajinan ini. Di antaranya melalui pelatihan-pelatihan dan juga pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan agar produk yang dihasilkan masih tetap diminati pasar.