“Sedangkan saya punya sawah garapan. Kalau mau mengajukan (pupuk) subsidi tidak mencukupi, sedangkan pupuk yang non subsidi cukup mahal Rp225 ribu per kwintal,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wamentan Harvick pun menyampaikan solusi agar para petani mudah mendapatkan pupuk. Misalnya dengan memanfaatkan program dari Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Program tersebut akan membantu petani dalam mengakses pupuk.
Selain itu, ia juga mengajak para petani untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian. Pasalnya, di tahun 2022, Presiden Joko Widodo menaikkan target penyerapan KUR pertanian mencapai Rp90 triliun. Peningkatan itu dilakukan menyusul sukses penyaluran KUR tahun 2021 di atas target Rp70 triliun, yakni terserap Rp85,6 triliun atau 122 persen.
“Kami sudah menyerap aspirasi petani yang diwakilkan oleh tiga orang tadi. Ini tentu jadi masukan yang baik untuk pemerintah. Dan jika ditemukan adanya penyimpangan kewenangan yang disalahgunakan, laporkan,” tutur Wamentan Harvick kepada para awak media.