VOICEIndonesia.co,Surabaya – Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengajak generasi Z untuk meningkatkan softskills dan berpikir kreatif agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dunia industri.
“Saya sangat berharap generasi milineal dan generasi Z Indonesia dapat mengembangkan softskills dan berpikir kreatif karena ini menjadi salah satu keunggulan dalam memenangkan persaingan di pasar kerja global. Mari kita tingkatkan kompetensi kerja untuk menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045,” ujar Ida Fauziyah dalam acara Menaker Talks bertajuk “Building Work Ethics & Creative Mindset” di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Jumat.
Ida Fauziyah menegaskan untuk dapat memenangkan persaingan di era pasar kerja global maka angkatan kerja muda harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan Industri.
Baca Juga : Menaker: Kegiatan TKM Expo Bentuk Dukungan Pemerintah Kepada UMKM
Kompetensi tersebut meliputi knowledge, skills dan attitude. Menurut dia, keluhan dari dunia industri untuk tenaga kerja muda adalah attitude.
“Untuk dapat meraih sukses di dunia industri maka angkatan kerja muda harus disiplin, bertanggung jawab, percaya diri, menghargai dan menghormati orang lain, dapat berpikir kreatif, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik serta dapat bekerja sama dalam satu tim,” katanya.
Ida Fauziyah juga meminta mahasiswa untuk terus menjaga motivasi diri, menggali keterampilan, dan terus memperkuat kompetensi guna menghadapi persaingan dunia kerja.
Baca Juga : Menaker Minta Lampung Tingkatkan Pelayanan untuk PMI
“Yang harus adik-adik lakukan adalah menjaga motivasi dalam diri adik-adik semua. Dunia pasar kerja sangat kompetitif. Adik-adik akan menemui kompetisi yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Ditambahkan Ida Fauziyah, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sangat besar dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap memenuhi pasar kerja yang dinamis. Selain itu, Perguruan tinggi dapat menjadi kontributor agar tidak terjadi gap teknologi.
“Perguruan tinggi harus mampu menyiapkan skill dan kompetensi tenaga kerja kita menyesuaikan pasar kerja yang sangat dinamis. Perguruan tinggi harus bisa membaca jenis-jenis pekerja baru yang muncul,” ujarnya. (*)