VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya mengungkap kasus penipuan daring yang menyasar korban dengan modus mengaku sebagai perwakilan perusahaan dana pensiun. Dua pelaku berhasil ditangkap, sementara satu lainnya masih buron.
“Tersangka EC (28) dan IP (35) sudah kami amankan. Satu pelaku lain, AM (29), masuk daftar pencarian orang (DPO),” ujar Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, AKBP Alvian Yunus dalam konferensi pers, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga: BP3MI Riau Cegah CPMI Ilegal ke Singapura
Kedua pelaku diringkus di Apartemen Green Lake Sunter, Jakarta Utara, pada 30 Januari lalu.
Modus para pelaku adalah dengan melakukan rekayasa sosial (social engineering) melalui aplikasi WhatsApp, mengaku dari perusahaan pengelola dana pensiun TASPEN, dan meminta korban berinisial RY melakukan pembaruan data melalui tautan aplikasi (APK) palsu.
“Korban diminta mengisi data pribadi, mengirim sidik jari, foto, video diri, hingga mentransfer uang senilai Rp10 ribu untuk materai,” kata Alvian.
Baca Juga: KPK Gandeng BRI Usut Dugaan Korupsi Bansos COVID-19 di Kemensos
Tak lama setelah pengisian data, korban menerima notifikasi transaksi tak dikenal. Total kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Uang hasil penipuan digunakan para pelaku untuk kebutuhan pribadi. Mereka kini dijerat dengan berbagai pasal pidana, termasuk: UU ITE Pasal 28 ayat 1 jo Pasal 45A ayat 1, UU TPPU Pasal 3, 4, 5, UU Perlindungan Data Pribadi Pasal 65 jo Pasal 67.
“Ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara dan/atau denda hingga Rp10 miliar,” tegas Alvian.
Polisi masih memburu satu pelaku lain yang berperan dalam aksi penipuan ini.
