VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait menegaskan bahwa program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi andalan utama dalam mewujudkan target pembangunan tiga juta unit rumah per tahun, sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami ditugaskan membangun dan merenovasi tiga juta rumah dalam setahun. Program andalan kami yang paling penting adalah rumah subsidi, lalu program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk renovasi rumah,” ujar pria yang akrab disapa Ara itu di Jakarta, Senin (30/6/2025).
Ara menjelaskan bahwa peningkatan kuota rumah subsidi akan berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja di sektor perumahan dan industri terkait.
“Dengan kebijakan Bank Indonesia, kita bisa naikkan kuotanya jadi 350 ribu rumah subsidi tahun ini. Satu rumah subsidi menyerap minimal lima tenaga kerja. Itu berarti 1,65 juta orang bisa bekerja, belum termasuk sektor pendukung lainnya,” kata dia.
Sementara itu, Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho menyebutkan, hingga 29 Juni 2025, program KPR Sejahtera FLPP telah menyalurkan lebih dari 117.000 unit dari target 350.000 unit yang dicanangkan untuk tahun ini.
“Ini pertama kalinya dalam sejarah kuota KPR subsidi meningkat sangat signifikan. Komitmen ini untuk mendukung penuh program 3 juta rumah yang digagas Presiden dan Menteri PKP,” ujar Heru.
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) merupakan skema subsidi pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemerintah memberikan dana murah kepada bank penyalur agar masyarakat bisa mengakses KPR dengan bunga rendah, uang muka ringan, dan tenor panjang.
Program ini bertujuan untuk memperluas akses kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau, serta menjadi penggerak pertumbuhan sektor perumahan dan ekonomi nasional.