VOICEINDONESIA.CO, Taipei – Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo, melakukan kunjungan lapangan ke Pelabuhan Aodi, New Taipei City, Taiwan, pada Sabtu (20/7/2025). Kegiatan ini bertujuan memperkuat komunikasi langsung serta memastikan pelindungan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sektor perikanan.
Sekitar 70 Awak Kapal Perikanan (ABK) asal Indonesia yang mayoritas berasal dari Cirebon, Indramayu, dan Jawa Tengah, bekerja di pelabuhan tersebut.
Kunjungan berlangsung dalam suasana akrab, disertai diskusi terbuka mengenai kondisi kerja dan kehidupan para ABK. Sebagian besar ABK menyampaikan tidak mengalami permasalahan serius.
Baca Juga: KDEI Taipei Komitmen Dampingi Pekerja Migran di Rumah Sakit Hingga Pulang ke Indonesia
Salah satu hal yang diapresiasi adalah tersedianya mushola dari Asosiasi Nelayan setempat yang dapat digunakan secara gratis.
Kepala KDEI Taipei mengingatkan agar fasilitas tersebut dijaga bersama sebagai bentuk kepercayaan.
“Bersyukurlah dengan adanya fasilitas ibadah ini. Tidak semua pelabuhan memiliki tempat seperti ini. Jaga kebersihannya dan rawat bersama, karena ini adalah bentuk kepercayaan yang harus dijaga,” pesan Arif Sulistiyo.
Baca Juga: KDEI Taipei Gelar Sunday Service, Permudah Layanan Bagi WNI di Taiwan
Dalam dialog, sejumlah ABK menyampaikan kendala memperoleh izin dari majikan untuk melaksanakan salat Idul Fitri, meskipun telah membawa surat edaran resmi dari KDEI.
Arif pun menyarankan komunikasi persuasif. Dan, bila perlu, pendampingan dari agensi.
Berbagai isu lain juga dibahas, termasuk bonus kerja, tugas di luar kontrak, serta prosedur klaim asuransi BPJS Ketenagakerjaan bagi keluarga PMI yang meninggal di tanah air.
Banyak ABK mengaku belum mengetahui cara mengecek status kepesertaan BPJS TK mereka.
Untuk itu, KDEI akan memfasilitasi akses pengecekan melalui sistem informasi khusus bagi PMI di Taiwan.
Edukasi juga diberikan terkait pernikahan resmi di Taiwan, larangan meninggalkan kapal tanpa izin, serta imbauan terkait perencanaan kehamilan dan bahaya narkoba.
Beberapa ABK diketahui telah berstatus sebagai Pekerja Teknis Tingkat Menengah (PTTM) yang memungkinkan mereka tinggal lebih lama di Taiwan secara legal.
Sebagai bagian dari program keagamaan, Kepala KDEI menyerahkan bantuan 8 kilogram kurma dari Saudi Arabian Trade Office (SATO) kepada pengurus Mushola Nurul Huda di pelabuhan tersebut.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen KDEI Taipei dalam mendampingi PMI dan memastikan pemenuhan hak serta kesejahteraan mereka di Taiwan.