VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Pilot Project Program Pelatihan Wellness Therapist lintas kementerian menjadi langkah pemerintah, khususnya Kementerian Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) untuk menghadirkan pekerja migran unggul, profesional dan berdaya saing global.
Menurut Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, pelatihan ini merupakan tindak lanjut rencana pilot project yang digagas kementeriannya dengan beberapa kementerian terkait.
“Yang berpartisipasi ada Kemenpar (Kementerian Pariwisata), Kemenaker (Kementerian Ketenagakerjaan), BNSP, Kemenperin (Kementerian Perindustrian), Kemenlu melalui KBRI Colombo dan BP3MI Bali sebagai ujung tombak kami di daerah,” katanya usai menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia untuk Colombo, Dewi Gustina Tobing di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Baca Juga: Luhut Jegal Tuntutan Buruh Soal Upah
Wamen Christina menyebut, ada 40 orang yang akan mendapatkan pelatihan intensif wellness therapist tersebut di Bali selama 24 hari, awal November mendatang.
Puluhan peserta pelatihan ini akan ditempatkan di spa resort Maladewa dan Sri Lanka, berkoordinasi dengan KBRI Colombo.
Sebelumnya, Wamen Christina juga melakukan rapat secara daring lintas kementerian membahas pilot project program pelatihan tersebut.
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, nantinya peserta tidak hanya akan mendapatkan pelatihan keterampilan dasar sebagai wellness therapist.
Tapi juga akan dibekali tambahan kompetensi sebagai duta pariwisata, dengan materi pengajaran dari dosen-dosen di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali.
Baca Juga: Dunia Usaha Kunci Keberhasilan Sistem Jaminan Sosial
“Mereka juga akan mendapat pelatihan meracik essential oil dari minyak atsiri oleh Kemenperin, dengan branding yang akan didukung Kemenpar,” ungkapnya.
Wamen P2MI menambahkan, sinergi lintas kementerian ini lahir dari kesamaan visi untuk meningkatkan daya saing pekerja migran Indonesia di pasar internasional.
“Kami ingin pekerja migran Indonesia memiliki competitive advantage yang khas Indonesia lewat kehangatan pelayanan, keahlian wellness, dan pemahaman budaya. Mereka bukan hanya pekerja, tetapi juga duta,” tegasnya.
“Kolaborasi ini menjadi langkah nyata upaya pemerintah bekerja terpadu menyiapkan sumber daya pekerja migran yang unggul, profesional, dan berkarakter Indonesia,” imbuh Christina Aryani.
Sementara itu, Dubes RI untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing menyambut baik rencana program wellness project yang diterapkan Kementerian P2MI dengan kementerian terkait lainnya.
Menurutnya, Maladewa menyediakan peluang tenaga kerja yang cukup besar bagi pekerja migran Indonesia, utamanya di sektor wellness.
“Jadi saya pikir program ini sangat tepat untuk dilaksanakan. Salah satu pilot project di Maldives sebagai salah satu tujuan penempatan pekerja migran dari Indonesia,” katanya.
Sebanyak 3.000 pekerja migran Indonesia bekerja di Maladewa dan bekerja di berbagai sektor seperti pelayanan, hospitality dan konstruksi.
“Kami dari KBRI pun siap menghubungkan dengan pihak-pihak terkait yang ada di Maldives untuk rencana pilot project lintas kementerian ini,” pungkas Dewi Gustina Tobing.