Jakarta – Hasmiyati wanita asal Ternate, Maluku Utara saat ini berada di Libya diduga menjadi korban TPPO.
Hasmiyati mengaku bahwa seorang bernama Haji Latif di Bogor yang menjadi sponsornya membawanya dari Bogor ke Jakarta.
“Lalu saya diantarkan ke rumah ibu Lina sambil menunggu keberangkatan ke Turki di Sukabumi,” kata Hasmiyati.
Selama di Sukabumi, Hasmiyati menunggu hingga 3 minggu untuk berangkat ke Turki di Desa Buniwangi.
Setelah dari rumah ibu Lina, Hasmiyati diantar ke rumah bapak Mustafa di Jakarta dan meningap semalam.
“Tanggal 9 Desember 2022, kita diberangkatkan dari Jakarta ke Turki,” kata Hasmiyati melalui video yang diterima oleh Voice Indonesia, Rabu (17/05/23).
Hasmiyati lalu di jemput oleh Mr Ibrahim yang mengurus segala keperluan PMI yang berada di Turki.
Hasmiyati menuturkan bahwa sebelumnya ia diberi tahu kalau di Turki ada sebuah agency untuk PMI dari Indonesia.
“Ternyata setelah disana tidak ada kantor atau agency hanya kita dibawa ke sebuah apartemen untuk penampungan PMI,” kata Hasmiyati.
Di Turki Hasmiyati dilarang oleh Madam Yasmin untuk keluar dari apartemen selama sebelas hari sambil menunggu visa kerja. Lalu Hasmiyati juga tidak diberi pilihan untuk bekerja di Turki atau Libya.
“Hanya dipaksa untuk berangkat ke Libya,” ujar Hasmiyati.
“Yang keluar visa ziarah yang expirednya hanya satu bulan, jadi tanggal 20 Desember 2022 saya diberangkatkan ke Libya dan tidak langsung kerja,” kata Hasmiyati.
Hasmiyati mengaku bahwa ia menunggu satu bulan setengah untuk mendapatkan employer. Namun ketika mendapatkan employer dan bekerja selama 24 hari, ia dipulangkan ke penampungan dengan sehelai baju saja.
Hasmiyati meminta tolong pada pihak pemerintah di Indonesia yang bisa membantunya agar kembali ke Indonesia karena diduga ia telah menjadi korban TPPO.