VoiceIndonesia.co – Perempuan berinisial L menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar.
Dilansir Voice Indonesia.co dari YouTube Uya Kuya TV, Selasa, 29 Agustus 2023, L menceritakan saat itu ia ditawari menjadi seorang operator digital online di Thailand.
“Waktu pemberangkatan pun aku ke Thailand, lewat mesort, pas kita sampai disana baru ketahuan baru ternyata kita di Myanmar,” kata perempuan berinisial L.
L juga menceritakan bahwa pekerjaan yang dijanjikan berbeda dengan penjelesan. Karena tidak sesuai, waktu itu ia sempat meminta pulang.
Namun pihak perusahaan mengatakan bahwa ia harus membayar sejumlah denda.
“Kalau mau pulang kita harus ganti rugi 30 rinngit atau kurang lebih Rp150 juta,” kata L.
L juga mengaku bahwa ia sempat dijual ke perusahaan lain dengan pekerjaan yang sama yaitu mendapatkan nomor telepon orang lewat online.
L menceritakan bahwa ia harus mendapatkan nomor telepon dengan sasaran orang Australia melalui dating apps.
“Nanti nomor tersebut diteruskan ke orang lain, sasaran orang Australi, jika tidak mencapai target dapat hukuman lari lapangan,” kata L.
L menceritakan bahwa nomor-nomor tersebut didapat untuk penipuan modus kripto, yang jalankan oleh orang lain yang menurutnya sudah ahli.
L pun bisa selamat karena saat 20 orang Indonesia yang menjadi korban TPPO dipulangkan. Ia mengaku bahwa dikerjakan di gedung yang sama dengan 20 orang TPPO yang viral tersebut.
“Disitu dia takut, jadi saya dilepaskan, tapi paspor tidak dikasih,” lanjut L.
Tidak memiliki paspor, L akhirnya ditahan di kantor Imigras dan dibawa ke kantor polisi.
“Saya ditengah jalan di stop oleh seorang petugas dan akhirnya saya dibawa ke kantor Imigrasi, dari Imigrasi saya diintrogasi lalu saya dibawa ke Kantor Polisi,” kata L.
Diketahui, saat ini L berhasil kembali ke Indonesia dengan selamat usai Chika meminta bantuan pada tim Uya Kuya.
L juga berpesan agar tidak tergiur dengan gaji yang ditawarkan oleh seseorang penyalur kerja tidak resmi untuk menghindari TPPO.
L mengaku bahwa dirinya ditipu oleh orang Indonesia yang tinggal di Jakarta bernama Sun Selia. Sun Selia menawarkan pekerjaan sebagai operating markering online di Thailand.
Diketahui saat ini Sun Selia yang diduga sebagai salah satu sindikat pun tidak diketahui keberadaannya.