VoiceIndonesia.co, Seol – Perwakilan Republik Indonesia di Korea Selatan, KBRI Seoul, membeberkan peluang kerja baru yang menjadi target penempatan Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan melalui skema Goverment to Goverment (G to G).
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto mengatakan ada empat peluang kerja baru yang bisa ditempati pekerja migran Indonesia (PMI).
“Ada empat peluang kerja baru yaitu pada sektor shipbuilding construction, logistic, domestic worker, serta sektor manufaktur yang saat ini masih berjalan dan tetap harus dipertahankan,” ujar Dubes RI, Gandi Sulistiyanto, di Korea Selatan, Selasa, 10 Oktober 2023.
Gandi menjelaskan bahwa ada peluang baru yang berpotensi besar dengan melalui skema penempatan Private to Private (P to P).
“Seperti jabatan caddy, electician dalam membuat kapal, painteres dan pertanian (seasonal worker),” ujar Gandi.
Dubes Gandi mengatakan, ini dapat menjadi kesempatan yang baik bagi Calon Pekerja Migran Indonesia, selain sektor perikanan yang seringkali menimbulkan permasalahan, baik dari sisi hulu yaitu penyiapan kemampuan bahasa dan keahlian melaut yang kurang, maupun dari sisi hilir seperti aturan ketenagakerjaan di Korea Selatan serta pemberi kerja.
Ketenagakerjaan KBRI Seoul, Yessi Kualasari, menambahkan, dalam waktu dekat ini, juga akan dibuka pilot project penempatan Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan untuk jabatan careworker melalui skema P to P.
“Semoga ini dapat dimanfaatkan oleh Pekerja Migran Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: KBRI Seol Usulkan Sektor Perikanan Ditutup Sementara Tuk PMI
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, menyambut baik peluang-peluang kerja baru yang terbuka bagi Pekerja Migran Indonesia ini.
Namun ia berharap, skema penempatan peluang kerja tersebut dapat diutamakan melalui skema G to G, agar lebih terjamin pelindungannya.
“Selain itu, BP2MI juga telah berpengalaman dalam penempatan Pekerja Migran Indonesia sektor kesehatan, seperti ke negara Jepang dan Jerman,” jelas Benny.
“Per September 2023, jumlah WNI di Korea Selatan sebanyak 55.991 orang, 11 ribuan di antaranya adalah pekerja migran ilegal atau sekitar 22%, di mana sektor perikanan menjadi penyumbang terbesar. Angka ini merupakan tertinggi di antara 16 negara pengirim lainnya, dan juga berdampak pada kuota penempatan Indonesia yang tidak sebesar negara lainnya. Untuk itu, kami berharap teman-teman pekerja migran dapat membantu dan mengikuti program pemulangan sukarela ini,” pinta Dubes Gandi.
Di akhir pertemuan, Benny mengucapkan terima kasih atas berbagai masukan pada kesempatan ini, karena saat ini BP2MI tengah serius dalam penguatan tata kelola penempatan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
“Saya bersyukur bisa bertemu dengan Bapak Dubes yang sangat progresif ini, tentu ini ikut memberikan penguatan terhadap tata kelola,” tutupnya.