VOICEIndonesia.co, Jakarta – Pemerintah tengah menyiapkan skenario insentif untuk guru di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) agar sejahtera.
Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, soal penataan sumber daya manusia sangatlah penting agar merata.
Anas menjelaskan bahwa pemerintah ingin Indonesiasentris tidak hanya infrastrukturnya saja yang merata, namun pembangunan SDM juga ikut merata dengan cara pemerataan guru di 3T.
“Guru menjadi bagian penting pembangunan SDM agar merata di seluruh Indonesia. Maka pemerintah sesuai arahan Presiden Jokowi menyiapkan pengembangan insentif bagi guru di 3T,” ujar Anas, dilansir dari ANTARA, Selasa, 28 November 2023.
Anas mengungkapkan bahwa pengabdian guru di daerah 3T harus diberi perhatian karena telah mendidik anak-anak bangsa di daerah yang secara akses geografis sulit di jangkau.
Baca Juga: Moeldoko Buka Peluang Petani Muda Bekerja di Korsel
Diketahui pemerintah telah membuka dan menyediakan formasi guru di daerah 3 T. Namun, banyak yang tidak terisi.
“Termasuk untuk seleksi 2023, saya cek di BKN, formasi guru di beberapa daerah seperti Maluku, Maluku Utara, NTT, Kalimantan Utara, Papua, Aceh, sangat minim pelamar dan bahkan sebagian tidak ada sama sekali,” jelas Anas.
Sebelumnya, pengadaan calon aparatur sipil negara (ASN) periode sebelumnya, juga banyak formasi ASN termasuk guru di 3T banyak yang tidak terisi.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim juga menyiapkan sejumlah solusi untuk memudahkan pengisian talenta guru di daerah 3T.
Baca Juga: Dua Warga Badau Bawa 15,5 kg Sabu-Sabu di Perbatasan RI-Malaysia
Salah satunya dengan talenta yang telah mendapatkan beasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) akan ditempatkan di daerah 3T untuk jangka waktu tertentu.
Nadiem Makarim juga menyebut selain insentif, pemerintah juga akan memberikan reward atau penghargaan bagi guru-guru di daerah yang berkinerja dengan baik.
“Memastikan karier guru dan ketersediaan guru di daerah-daerah yang paling tertinggal dan terluar itu ada, jadi mekanismenya bagaimana kita menghargai guru yang mau bekerja di daerah-daerah yang terluar dan tertinggal,” kata Nadiem Makarim.