VOICEINDONESIA.CO, Depok – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengungkapkan masih banyak warga Indonesia yang hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan, ada yang hanya mampu makan sekali sehari.
Pernyataan itu ia sampaikan saat memberikan arahan dalam kegiatan orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun Anggaran 2024 di lingkungan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), yang digelar di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV), Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025).
“Adek-adek tahu bahwa orang-orang seperti ini di Indonesia banyak, orang-orang yang hidupnya susah masih banyak, orang-orang yang rumahnya masih gubuk reok itu masih banyak, orang-orang yang anaknya makan sehari sekali masih dengan lauk yang sangat sederhana itu masih banyak,” kata Menteri Karding.
Baca Juga: 3 CPMI Ilegal Nyaris Tewas Kecelakaan Kapal di Perairan Riau
Menteri Karding menekankan, arahan Presiden Prabowo Subianto sangat jelas. Seluruh aparatur sipil negara, termasuk CPNS di KP2MI, harus peka dan hadir untuk membantu masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, termasuk pekerja migran Indonesia (PMI) yang rentan.
Menurut Karding, menjadi pegawai negeri bukan sekadar memperoleh pekerjaan atau status, tetapi tentang kesediaan untuk mengabdi dan memberikan pelayanan sepenuh hati.
“Uang penggajian negara dari mana? Dari mereka, dari pajak mereka, itu yang harus disadari. Sehingga ketika anda bekerja yang ada dipikiran kita, mindset kita bahkan hati kita adalah melayani mereka dengan sepenuh hati,” kata Menteri Karding.
Baca Juga: Salut! Desa Keliki Bali Jadi Role Model Global Pemanfaatan Matahari
Ia juga mengingatkan bahwa sebagian besar PMI yang berangkat ke luar negeri bekerja di sektor domestik, dan mayoritas dari mereka adalah perempuan. Karena itu, CPNS P2MI nantinya akan langsung berhadapan dengan isu pelindungan, pelayanan, dan pemberdayaan para pekerja migran.
“Siapa lagi yang akan melayani mereka kalau bukan kita? Jadi tolong, ubah mindset bahwa jadi PNS itu bukan hanya cari kerja atau status. Tapi ini soal kemanusiaan. Ini soal melayani, bukan untuk dilayani,” tegas Karding.*