VOICEINDONESIA.CO, Surabaya – Massa sopir yang tergabung dalam Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) masih bertahan di sekitar Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan, Kamis malam (19/6/2025). Suasana sempat memanas dengan insiden pembakaran keranda dan pelemparan botol ke arah petugas yang melakukan pengamanan di Kantor Gubernur Jatim.
Keranda yang dibakar massa menjadi simbol kekecewaan para sopir terhadap nasib mereka yang merasa terpinggirkan. Tak hanya itu, ketegangan juga sempat terjadi ketika beberapa oknum massa melemparkan botol minum plastik ke arah petugas keamanan yang berjaga.
Suasana yang mulai memanas ini, untungnya bisa di redakan oleh orator aksi. Dengan sigap melihat kondisi yang sempat memanas, orator yang berada di mobil komando dengan sigap mengambil microphone pengeras suara, menegaskan bahwa aksi ini harus berlangsung damai dan tanpa anarkisme.
“Tahan! kawan-kawan. Kalau ada yang anarkis, tangkap saja, kita berikan kepada pihak kepolisian. Jangan terpancing provokasi,” tegas sang orator, meredakan suasana.
Diiringi dentuman musik dari mobil komando yang mengetarkan gendang telinga, semangat para sopir terus membara. Orator bahkan menyatakan kesiapan mereka untuk bermalam di depan kantor gubernur jika tuntutan mereka tidak diakomodasi hingga malam nanti.
“Apakah kawan kawan tetap bertahan di sini,” teriak orator disambut teriakan setuju dari ribuan massa aksi.
Ribuan sopir bersama puluhan memadati Jalan Pahlawan dengan dentuman musik dari pengeras suara yang terus menyemangati aksi mereka.
Seperti diberitakan sebelumnya sejak pagi ratusan massa dengan membawa truk truk mereka dengan dimensi besar mulai berdatangan dari beberapa daerah di Jatim. Mereka menuntut beberapa kebijakan Pemerintah yang merugikan mereka para supir truk. Salah satunya kebijakan nol over kapasitas atau Zero Over Dimension Over Load (ODOL) yang selama ini dianggap merugikan mereka.
Mereka sekitar pukul 16.00 WIB mulai berdatangan ke kantor Gubernur Jl Pahlawan. Ratusan truk mereka parkir memblokade Jl Pahlawan depan kantor Gubernur. Bahkan antrian parkir mereka sampai mengular ke Jl Bubutan samping tugu Pahlawan.
Dalam aksi yang digelar ini mereka selain menuntut hentikan operasi ODOL, mereka juga menuntut adanya regulasi ongkos angkutan logistik, revisi UULLAJ No. 22 tahun 2009, perlindungan hukum kepada sopir, berantas premanisme dan Pungli serta Kesetaraan perlakuan hukum.
Akibat aksi yang dilakukan ini mengakibatkan Jl Pahlawan depan kantor Gubernur lumpuh total di penuhi oleh truk paserta aksi. Bahkan imbasya kemacetan juga terjadi di sekitar jl Bubutan yang mengarah ke jalan Pahlawan Surabaya.(joe)
