VOICEINDONESIA.CO, Labuan Bajo – Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo mengimbau warga negara asing (WNA) yang berada di wilayah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki agar segera memperpanjang izin tinggal guna menghindari pelanggaran keimigrasian.
Kepala Kantor Imigrasi Labuan Bajo, Charles Christian Mathaus menyampaikan bahwa meskipun kondisi alam seperti erupsi dapat mempersulit akses transportasi, WNA tetap diwajibkan memperhatikan masa berlaku izin tinggal mereka.
“Kondisi alam seperti erupsi Gunung Lewotobi dapat mempersulit akses transportasi. Namun demikian, WNA tetap wajib memperhatikan masa berlaku izin tinggalnya dan mengajukan perpanjangan sebelum habis,” kata Charles, dalam keterangan tertulis, Kamis (19/6).
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur menyebabkan gangguan pada aktivitas masyarakat dan mobilitas, termasuk bagi WNA. Status gunung tersebut telah dinaikkan ke Level IV (Awas) oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.
Charles mengingatkan, perpanjangan izin tinggal dapat diajukan secara daring melalui laman evisa.imigrasi.go.id sejak 14 hari sebelum masa berlaku habis. Selain itu, WNA juga dapat datang langsung ke Kantor Imigrasi Labuan Bajo untuk konsultasi.
“Meski dalam situasi darurat, proses perpanjangan tetap harus diajukan sesuai prosedur. Imigrasi akan mempertimbangkan kondisi force majeure dengan pendekatan humanis,” tegasnya.
Ia juga menekankan peran penting penjamin atau sponsor WNA agar tidak menunda pengurusan dokumen dan bertanggung jawab atas kepatuhan hukum orang asing yang dijaminnya.
“Kami mengimbau para sponsor untuk aktif memantau kondisi orang asing yang mereka jamin, dan segera berkoordinasi jika ada kendala, agar tidak terjadi overstay,” ujarnya.
Ia menyatakan bahwa Kantor Imigrasi Labuan Bajo berkomitmen untuk tetap memberikan layanan terbaik bagi WNA yang terdampak erupsi. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui kanal resmi dan media sosial Imigrasi.
Sementara itu, Badan Geologi mencatat enam kali erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada periode pengamatan 18–19 Juni 2025, dengan intensitas kolom erupsi yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya.