VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand.
Keterangan itu diperoleh setelah Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, menerima pengarahan langsung dari Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja, Prak Sokhonn.
“Menlu Kamboja menyampaikan bahwa memang terdapat korban di wilayah Kamboja, namun belum dapat dipastikan jumlah korban jiwa, luka-luka, ataupun kerusakan bangunan.
Yang ditekankan, tidak ada warga negara asing yang menjadi korban,” demikian pernyataan resmi KBRI Phnom Penh yang diterima di Jakarta, Jumat (25/7).
KBRI Phnom Penh mencatat adanya sejumlah WNI yang menetap dan bekerja di O’Smach, ibu kota Provinsi Oddar Meanchey.
Baca Juga: Soal Pemindahan Data WNI ke AS, Begini Penjelasan Istana!
Keberadaan mereka terpantau melalui aduan yang masuk ke hotline KBRI, meskipun jumlah pastinya belum dapat dipastikan.
Sementara itu, hingga saat ini belum ditemukan data terkait keberadaan WNI di Provinsi Preah Vihear, salah satu provinsi yang turut berdekatan dengan zona konflik.
Kedua provinsi tersebut berlokasi lebih dari enam jam perjalanan darat dari ibu kota Phnom Penh.
Dalam pertemuan dengan perwakilan korps diplomatik di Phnom Penh, Menlu Sokhonn menyampaikan kronologi konflik yang dimulai dari bentrok senjata yang menewaskan seorang serdadu Kamboja pada 28 Mei 2025.
Baca Juga: Dengan 65 Ribu Pegawai, Kemenimipas Genjot Pelayanan Cepat dan Transparan
Ia juga menegaskan komitmen pemerintah Kamboja untuk menyelesaikan konflik dengan Thailand secara damai melalui jalur hukum internasional.
“Perdana Menteri Kamboja Hun Manet telah mengirim surat kepada Presiden Dewan Keamanan PBB agar konflik ini dibahas dan dapat dicapai kesepakatan gencatan senjata,” ujar Sokhonn seperti dikutip pernyataan KBRI.
Kamboja juga menyampaikan surat kepada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, selaku Ketua ASEAN, sekaligus mengapresiasi upaya diplomatik Malaysia dalam menjembatani komunikasi antara kedua negara yang bertikai.
Menlu Kamboja turut mengimbau seluruh warga, baik lokal maupun asing, agar tidak melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah sekitar zona konflik, khususnya di Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear.