VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Diplomasi gastronomi Indonesia menemukan momentum baru melalui penandatanganan Cultural Declaration dengan Prancis untuk memperkuat kerja sama budaya dan kuliner. Kesepakatan ini membuka jalan bagi penyelenggaraan Pekan Gastronomi Indonesia di Prancis sebagai balasan atas Pekan Gastronomi Prancis yang telah berlangsung di Indonesia sejak 2023.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa mengungkapkan rencana ini dalam Kuliah Umum Bersama Poltekpar di Lingkungan Kemenpar pada Semester Ganjil TA 2025-2026 yang digelar secara hybrid di Jakarta, Selasa (19/8/2025). Dia menekankan gastronomi sebagai instrumen diplomasi lintas budaya yang saling memperkaya antara kedua negara.
“Ini bukan hanya promosi rasa, tetapi bentuk nyata dari diplomasi lintas budaya yang saling memperkaya,” ujar Wamenpar saat memaparkan strategi gastronomi Indonesia.
Baca Juga: Mahasiswa Poltekpar Garda Terdepan Pembangunan Gastronomi Indonesia
Kementerian Pariwisata juga mengembangkan berbagai program strategis untuk memproyeksikan Indonesia sebagai destinasi gastronomi premium. Salah satunya melalui kerja sama dengan UN Tourism dan Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk menjadikan Ubud sebagai prototipe destinasi gastronomi dunia.
Ni Luh Puspa menjelaskan keunikan kuliner Nusantara terletak pada narasi kuat yang melingkupi setiap hidangan. Mulai dari proses budidaya bahan pangan, distribusi, cara memasak, hingga presentasi yang sarat makna budaya dan identitas bangsa.
Bca Juga: Kapal Phinisi Jadi Ikon Karnaval Kemenpar dalam HUT RI ke-80
“Mari kita bangun bersama destinasi gastronomi yang memiliki daya tarik autentik, berbasis keberlanjutan, dan tentu saja berdaya saing global. Mari kita posisikan Indonesia sebagai kekuatan kuliner dunia. Bukan hanya dengan rasa tapi dengan cerita, nilai, dan juga semangat kolaborasi,” ajak Ni Luh Puspa kepada para mahasiswa.