VOICEINDONESIA.CO, Zhongli – Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo meninjau Shelter KDEI di Zhongli, Minggu (21/9/2025).
Kunjungan didampingi Kepala Bagian Administrasi Wawan Kurniawan dan Analis Bidang Tenaga Kerja, Kadir ini guna melihat kondisi para Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Saat ini terdapat 10 PMI yang ditampung karena menghadapi berbagai persoalan, mulai dari masalah kesehatan serius, perselisihan ketenagakerjaan, keterlambatan gaji, dugaan pelecehan seksual, hingga kecelakaan lalu lintas.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Indonesia Jadi Pemasok Utama Pengasuh Lanjut Usia ke Singapura
Beberapa di antaranya sudah berbulan-bulan menunggu proses penyelesaian.
Arif menyoroti serius kasus dugaan pelecehan oleh keluarga majikan terhadap salah satu PMI.
Ironisnya, agensi justru berupaya membungkam korban dan menuding PMI sebagai penyebab masalah.
Selain itu, ditemukan praktik tidak pantas di mana agensi memperkerjakan PMI di kantor mereka sendiri selama berbulan-bulan sembari menunggu penempatan baru.
Baca Juga: Prabowo: Indonesia Siap Akui Israel Jika Palestina Merdeka
Menanggapi hal tersebut, KDEI Taipei menegaskan akan kembali menerapkan pembekuan layanan (tunda layan) terhadap agensi yang terbukti melanggar aturan dan tidak berpihak pada PMI.
“Bagi yang sedang sakit kita bantu perawatan hingga sembuh. Yang masih menunggu majikan, semoga segera dipertemukan dengan yang cocok,” ujar Kepala KDEI memberi semangat.
KDEI memastikan pelindungan menyeluruh, mulai dari fasilitas penampungan, pendampingan hukum, pengantaran ke rumah sakit, hingga keberangkatan ke bandara.
“Shelter ini bukan hanya tempat singgah, tetapi juga wujud nyata negara hadir mendampingi PMI dalam masa-masa sulit,” ditegaskan dalam kunjungan tersebut.