VOICEINDONESIA.CO, Batam – Direktur PT Anugerah Bahari Pasifik (ABP), Hengki Wijaya, menyoroti pentingnya kerja sama erat antara pemerintah dan pihak swasta untuk mengatasi masalah perlindungan bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di sektor perikanan.Hal ini ia sampaikan dalam seminar yang diselenggarakan oleh lembaga sosial Stella Maris Batam di Ballroom Pacific Hotel, Minggu (21/9).
Seminar yang bertema “Berjalan dan Merawat Harapan Bersama Migran, Pelaut, dan Keluarganya” ini menjadi wadah bagi Hengki untuk menyuarakan keprihatinannya. Menurutnya, para pekerja migran, terutama di bidang perikanan, sangat rentan terhadap eksploitasi dan kriminalisasi. Padahal, Indonesia merupakan salah satu penyumbang pekerja perikanan terbesar di dunia.
Hengki menjelaskan bahwa persoalan ini menjadi semakin kompleks karena setiap negara penempatan memiliki kebijakan dan karakteristik yang berbeda. Ia menegaskan, “Kita perlu dibantu oleh pemerintah dalam hal bisnisnya, khususnya untuk luar negeri. Upah yang bervariasi dan minimnya jaminan perlindungan seharusnya mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah.”tegas Hengki.
Ia berharap pemerintah dapat mendorong kerja sama yang lebih erat untuk memastikan perlindungan bagi para Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di luar negeri. Langkah ini dianggap krusial untuk menjamin kesejahteraan para pekerja migran dan melindungi mereka dari ancaman perbudakan modern.
Selain itu, Hengki juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dengan tidak mengonsumsi produk hasil kerja paksa. “Karena kalau tidak, maka kita sebenarnya sedang mengonsumsi hasil kerja yang penuh dengan kerja paksa. No fishers, no fish,” tutup Hengki, menggarisbawahi pentingnya kesadaran konsumen dalam rantai pasok global.