VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, menyoroti besarnya beban anggaran yang masih ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) untuk menopang operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Dalam kunjungan kerja spesifik ke Bandung, Jumat (3/10/2025), terungkap bahwa dana sekitar Rp50 miliar per tahun masih harus dialokasikan untuk mendukung keberlangsungan bandara tersebut.
Saan mengingatkan bahwa angka yang sangat besar tersebut tidak boleh menjadi pengeluaran sia-sia. Ia juga menekankan perlunya langkah strategis agar setiap rupiah anggaran yang dikeluarkan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kita ingin bandara (Kertajati) ini memberikan manfaat, bukan menjadi beban. Kalau setiap tahun pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan pengelola harus mengeluarkan dana besar tanpa dampak signifikan, tentu harus dicari jalan keluarnya,” ujar Saan seperti dilansir dari dpr.go.id di Jakarta pada Minggu (4/10/2025).
Dalam kunjungannya tersebut, Saan turut melakukan diskusi dengan Kementerian Perhubungan, Pemprov Jabar, dan Angkasa Pura guna mencari strategi pembiayaan yang lebih berkelanjutan, dengan mengarahkan belanja bandara ke peningkatan layanan dan efisiensi operasional.
Politisi Fraksi Partai NasDem itu menekankan bahwa pemanfaatan bandara harus selaras dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan kemudahan mobilitas masyarakat. Ia menilai Kertajati memiliki potensi strategis, namun perlu pengelolaan yang lebih efektif agar tidak terus menjadi beban fiskal.
Sebagai tindak lanjut, DPR RI berencana menggelar rapat lanjutan di kompleks Parlemen Senayan dengan melibatkan kementerian terkait, pemerintah daerah, dan operator bandara.
“Hasil kunjungan ini akan dijadikan dasar dalam mencari solusi komprehensif agar bandara di Jawa Barat tidak menjadi beban fiskal yang berlarut-larut,” pungkas Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) ini.
Sebagai informasi, Bandara Kertajati diresmikan oleh Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) pada 24 Mei 2018 lalu. Nilai proyek pembangunan bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat itu mencapai Rp 2,6 triliun. Bandara ini memiliki area bangunan terminal seluas 121.000 meter persegi dan panjang landasan 2.500 meter.