VOICEINDONESIA, Gaza — Serangan udara Israel kembali mengguncang Jalur Gaza pada Rabu dini hari, menewaskan setidaknya 25 warga Palestina, menurut laporan tenaga medis setempat. Serangan itu terjadi meski gencatan senjata yang disepakati bulan lalu masih berlaku.
Berdasarkan laporan kantor berita Reuters, militer Israel menyatakan serangan dilancarkan sebagai respons terhadap tembakan yang mengenai pasukan mereka di wilayah Khan Younis, dan menegaskan bahwa operasi tersebut menargetkan posisi yang disebut sebagai infrastruktur militer Hamas.
Ledakan dilaporkan terjadi di sejumlah area, termasuk Khan Younis dekat zona pengungsian yang padat. Zeitoun, Gaza City, di mana penyelamat menemukan korban tewas di antara puing bangunan rumah warga. Shejaiya dan beberapa titik di Gaza utara dan selatan.
Tim penyelamat menyebutkan bahwa jumlah korban masih bisa bertambah karena banyak warga diduga tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur.
Serangan ini kembali memicu kekhawatiran akan runtuhnya gencatan senjata yang semula bertujuan membuka jalur bantuan kemanusiaan serta memungkinkan evakuasi korban luka. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, rentetan pelanggaran telah tercatat dan korban terus bertambah.
Rumah sakit di Gaza kembali kewalahan menerima korban, sementara pasokan medis semakin menipis. Pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat di wilayah selatan juga melaporkan kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, dan listrik.
Pejabat kesehatan menyatakan bahwa gelombang serangan ini memperparah kondisi warga yang sudah mengalami krisis berkepanjangan sejak konflik kembali memanas tahun lalu.
Militer Israel menegaskan bahwa operasi akan terus berlanjut selama mereka melihat adanya ancaman terhadap pasukannya. Di sisi lain, pejabat lokal di Gaza mengecam serangan ini dan menuduh Israel melanggar gencatan senjata secara sistematis.
Pengamat keamanan regional memperingatkan bahwa situasi dapat kembali memasuki fase eskalasi besar jika serangan terus berlanjut.
