VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup resmi meluncurkan sistem digital jual beli maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) lewat fitur eMaggot dalam aplikasi eKSR (Elektronik Koperasi Suka Resik), Jumat (1/8/2025).
Inisiatif ini bertujuan mengoptimalkan pengelolaan sampah organik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi berbasis masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan sistem eMaggot dirancang untuk menciptakan ekosistem perdagangan maggot yang transparan, terintegrasi, dan mudah diakses oleh produsen, pelaku usaha, serta petugas pendamping dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di lapangan.
Baca Juga: Diduga Terlibat Pemerasan bersama WNA, Dua Oknum Pegawai Imigrasi Terancam Dipecat
“Penjualan maggot kini tidak lagi mengandalkan transaksi tunai dan sistem manual, melainkan dilakukan sepenuhnya secara non tunai dan tercatat digital,” ujar Asep di Jakarta.
Dengan sistem ini, setiap transaksi terekam secara akurat dan memberikan kepastian pembayaran bagi para pihak yang terlibat.
Produsen maggot dapat menjual hasil budidayanya kepada Satuan Pelayanan (Satpel) Lingkungan Hidup melalui sistem yang terhubung dengan Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup.
Sementara, offtaker akan melakukan pembayaran setelah verifikasi dari Sudin LH. Asep menambahkan, produsen dapat menjual maggot dalam bentuk basah maupun kering tanpa batasan minimal berat. Pembayaran kepada produsen dilakukan pada hari yang sama.
Baca Juga: Semarak HUT RI ke-80, Pemerintah Tambah Satu Hari Libur Nasional
Setiap pengguna, baik produsen, Satpel, Sudin LH, maupun pelaku usaha, diwajibkan memiliki akun yang telah terverifikasi dalam sistem eMaggot.
Lebih lanjut, Asep menilai platform ini tidak hanya mempercepat proses pengolahan sampah organik di tingkat sumber, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
Melalui akses pasar yang lebih luas dan terjamin, produsen maggot lokal berpotensi meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan.
“Langkah ini adalah bagian dari komitmen Jakarta membangun ekonomi sirkular berbasis masyarakat, di mana pengelolaan sampah tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menjadi peluang ekonomi yang inklusif dan digital,” ujar Asep.