VOICEINDONESIA.CO, Surabaya- Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mendorong penguatan sosialisasi migran aman saat bertemu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, masalah utama pekerja migran selama ini adalah keberangkatan secara nonprosedural.
“Kita dorong sambil kami meminta tolong untuk membantu sosialisasikan migran aman, karena masalah utama migran ini adalah banyaknya yang berangkat secara ilegal, itu basisnya di desa-desa,” ujar Karding, Kamis (10/7/2025) malam.
Ia menyebut pentingnya pendekatan berbasis komunitas untuk menekan angka migrasi ilegal, terutama dari desa-desa yang menjadi kantong PMI. Oleh karena itu, P2MI akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memperkuat edukasi dan pemahaman masyarakat.
Selain sosialisasi, Karding juga menekankan perlunya persiapan sumber daya manusia sebelum bekerja ke luar negeri. “Kami sepakat bagaimana mendesain satu kegiatan yang sifatnya menyiapkan sumber daya,” katanya.
Salah satu bentuk dukungan adalah dengan menyiapkan ekosistem koperasi terintegrasi yang mudah diakses masyarakat. Sembari ia menyebut bahwa saat ini 67,7 persen PMI berasal dari sektor domestik dan mayoritas adalah perempuan.
“Di dalamnya ada pelatihan bahasa, skill, soft skill dan sebagainya,” katanya.
Menteri P2MI menyampaikan bahwa remitansi dari PMI menjadi sumber pendapatan negara yang sangat signifikan dan meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga hal ini juga harus diimbangi dengan perlindungan dan kenyamanan bagi PMI selama bekerja.
“Pada 2024, total remitansi mencapai Rp253,3 triliun, dan kami menargetkan kenaikan menjadi Rp439 triliun pada 2025. Ini menunjukkan kontribusi besar para PMI bagi perekonomian nasional,” ujarnya.(joe)