VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta Iin Mutmainnah mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif permainan daring seperti Roblox yang marak dimainkan.
“Kembali kepada delapan implementasi fungsi keluarga yang harus dilaksanakan oleh semua keluarga. Seperti kita ketahui bahwa keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak,” kata Iin di Jakarta, Senin (11/8/2025).
Iin menjelaskan, delapan fungsi keluarga tersebut meliputi fungsi agama, cinta kasih, reproduksi, ekonomi, sosial budaya, perlindungan, pendidikan, dan pembinaan lingkungan.
Baca Juga: Ditinggal Ratusan Guru dan Siswa, Program Sekolah Rakyat Tetap Jalan
Menurutnya, ketika anak tumbuh di keluarga yang menanamkan nilai agama, memberi teladan, dan menyediakan pendidikan yang efektif, mereka akan berkembang dengan baik serta mampu membedakan yang baik dan buruk.
“Karena kita tidak bisa membatasi dinamika. Keterbukaan informasi dan globalisasi yang bisa kita lakukan adalah membekali anak-anak dengan ilmu, iman, dan takwa,” ujarnya. Ia menambahkan, Dinas PPAPP DKI akan terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan kampanye positif sesuai kewenangan.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti juga melarang anak-anak bermain Roblox karena dinilai mengandung unsur kekerasan.
Baca Juga: Tak Tepat Sasaran, PPATK Temukan Dokter dan Pegawai BUMN jadi Penerima Bansos
“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya, karena itu tidak baik ya,” kata Mu’ti.
Ia menilai, anak-anak cenderung meniru adegan kekerasan dalam game yang dianggap sebagai hal biasa.
Selain itu, kecanduan bermain game juga dapat menurunkan aktivitas fisik serta memengaruhi perkembangan motorik dan emosional.
Mu’ti mendorong orang tua untuk mengarahkan anak-anak pada konten edukatif.