VOICEINDONESIA.CO, Denpasar – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli meminta 2.183 peserta magang asal Bali yang akan berangkat ke Jepang melalui program Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) untuk menerapkan nilai STAR: Santun, Tangguh, Adaptif, dan Rajin.
Dalam acara pelepasan peserta magang di Denpasar, Bali, Kamis (12/11/2025), Menaker menekankan bahwa empat nilai tersebut harus menjadi karakter dasar anak muda Indonesia di dunia kerja internasional.
“Orang Indonesia, apalagi Bali, terkenal dengan kesantunan dan keramahannya. Pertahankan itu. Santun adalah bagian dari profesionalitas dalam bekerja,” ujar Yassierli.
Baca Juga: 16 Ribu Laptop Sekolah Rakyat Mulai Didistribusikan
Ia juga mengingatkan pentingnya ketangguhan mental saat berada di luar negeri.
Menaker mencontohkan pengalamannya ketika menempuh studi S3 di Amerika Serikat pada usia 25 tahun, di mana kemandirian menjadi kunci keberhasilan.
“Tidak boleh jadi anak mami di luar negeri. Hari pertama langsung telepon maminya, bilang kangen ingin pulang. Sukses di masa depan butuh pengorbanan dan mental kuat,” tegasnya.
Selain santun dan tangguh, Yassierli menekankan pentingnya kemampuan adaptif terhadap lingkungan dan budaya baru di Jepang.
“Selama tiga tahun magang, silakan beradaptasi dengan budaya Jepang. Tapi jangan pernah lupakan budaya Bali,” pesannya.
Baca Juga: Prabowo Batalkan Hukuman Penjara dan Pemecatan Dua Guru Luwu Utara, Ini Kronologinya
Nilai terakhir, rajin, disebut Menaker sebagai kunci keberlanjutan karier di tengah perubahan global.
“Dunia terus berubah, industri berkembang, teknologi maju. Maka rajin belajar hal baru adalah mentalitas orang sukses,” katanya.
Menaker juga mengingatkan para peserta yang akan bekerja di bidang hospitality, pengolahan makanan, pertanian, dan konstruksi agar membawa nama baik bangsa serta memanfaatkan pengalaman kerja di Jepang sebagai modal berharga ketika kembali ke Tanah Air.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra, mewakili Gubernur Wayan Koster, menitipkan para peserta kepada pihak AP2LN dan Konsulat Jenderal Jepang agar pemantauan terhadap para pemagang berjalan baik.
“Pemprov Bali siap membantu koordinasi bila diperlukan,” ujarnya.
Ketua Umum AP2LN Firman Budyanto menambahkan bahwa pelepasan di Bali merupakan gelombang terakhir tahun ini dan menjadi yang terbesar.
“Sebelumnya pelepasan dilakukan di Bogor, Bandung, dan Jawa Tengah. Hari ini di Bali, dengan jumlah peserta 2.183, melampaui target yang kami tetapkan,” ungkap Firman.
