VOICEINDONESIA.CO, Nagekeo – Banjir bandang menerjang Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/9/2025), setelah hujan deras menyebabkan Sungai Lewoledeho meluap.
Bencana ini menewaskan enam orang, tiga orang masih hilang, serta sejumlah korban luka dalam perawatan.
Pemerintah menetapkan status tanggap darurat selama 21 hari, terhitung sejak 9–30 September 2025.
Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menyampaikan dukacita sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak.
Baca Juga: KDEI Taipei dan Agensi Taiwan Tinjau Fasilitas MCK untuk ABK di Gezihliao
“Penanganan darurat dilakukan secara terpadu agar masyarakat bisa segera bangkit dari situasi sulit ini,” ujarnya di Nagekeo, Minggu (14/9/2025).
Korban meninggal terdiri dari Egidius Sopi Bela (35), Fancelina Meli Boa (60), Maria Kondriani F. Nua (6 bulan), Achiles Agustinus Busa Jogo (13 bulan), Agustinus Lena, serta Ermelinda Co’o yang meninggal saat dirawat di rumah sakit.
Selain korban jiwa, bencana ini merusak 104 rumah, termasuk 39 rumah hanyut terbawa arus, 17 rusak berat, dan 48 rusak ringan.
Total 1.271 jiwa terdampak, sebagian besar mengungsi mandiri ke rumah kerabat.
Kementerian Sosial (Kemensos) bersama pemerintah daerah, TNI-Polri, Tagana, dan tim SAR gabungan bergerak cepat melakukan evakuasi dan pencarian korban hilang.
Baca Juga: Menteri P2MI Apresiasi Dua ABK Indonesia yang Berprestasi di Taiwan
Dapur umum lapangan didirikan di Kantor Kecamatan Mauponggo dengan kapasitas 3.813 porsi makanan per hari. Hingga 14 September, sudah 5.013 porsi didistribusikan.
Bantuan logistik senilai Rp644,3 juta juga disalurkan, mencakup makanan siap saji, makanan anak, selimut, kasur, family kit, tenda gulung, hingga tenda keluarga portable.
Bantuan tambahan berupa beras dan mie instan juga disiapkan pemerintah daerah.
BNPB menggelar rapat koordinasi bersama Forkopimda untuk mempercepat penanganan pascabencana.
Sementara itu, hujan ringan hingga sedang masih terjadi di lokasi, membuat warga dan aparat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.