VOICEINDONEISA.CO, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan pembatalan rencana pengembangan panas bumi di sekitar Gunung Lawu. Keputusan ini diambil karena tingginya resistensi sosial di masyarakat serta pertimbangan terhadap nilai-nilai kearifan lokal di kawasan tersebut.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa lokasi proyek sebenarnya tidak berada langsung di Gunung Lawu, melainkan di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang terletak di kaki gunung tersebut. Meski begitu, kawasan itu tetap dianggap sensitif karena berdekatan dengan wilayah yang memiliki nilai sakral bagi masyarakat sekitar.
“Sebenarnya proyek panas bumi tersebut bukan berada di Gunung Lawu melainkan di Kecamatan Jenawi, Karanganyar yang berada di bawah kawasan Gunung Lawu. Sementara, area Gunung Lawu tidak masuk dalam Wilayah Kerja Panas Bumi,” jelas Eniya di Kementerian ESDM, Selasa (14/10).
Menurut Eniya, pemerintah akhirnya mencabut proyek tersebut dari daftar Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) karena mempertimbangkan aspek sosial dan budaya masyarakat setempat.
“Kecamatan Jenawi di bawahnya Gunung Lawu, semua daerah yang sakral ada kata Lawu sudah kita keluarkan dari WKP,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tidak ada lagi rencana pengembangan panas bumi di sekitar Gunung Lawu.
“Ya (dibatalkan pengembangannya), karena isu sosial. Dan isu sosial di situ kan macam-macam,” kata Eniya.
Pemerintah Tetap Dorong Pengembangan Panas Bumi di Wilayah Lain
Kementerian ESDM menilai bahwa pengembangan panas bumi tetap menjadi salah satu pilar penting dalam transisi energi bersih nasional. Namun, setiap proyek akan dijalankan dengan memperhatikan kondisi sosial, adat, dan lingkungan di daerah masing-masing.
“Pemerintah dalam proses pelaksanaan pengembangan proyek panas bumi bakal tetap memperhatikan adat dan istiadat di lokasi tersebut,” tambah Eniya.
Ia juga menyebutkan, keputusan untuk tidak melanjutkan proyek di Jenawi diambil agar proses pengembangan energi baru terbarukan tetap berjalan efektif tanpa menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan.
Meski satu proyek dibatalkan, pemerintah tetap melanjutkan rencana lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) dan penugasan survei pendahuluan serta eksplorasi (PSPE) lainnya di berbagai daerah. Total kapasitas proyek yang dilelang tahun ini mencapai 350 Megawatt (MW) dengan potensi investasi sekitar US$ 1,99 miliar dan proyeksi penyerapan tenaga kerja hingga 1.533 orang.
Daftar WKP dan PSPE Panas Bumi yang Akan Dilelang
Tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang akan dilelang tahun ini:
- Telaga Ranau – Maluku Utara (Kapasitas: 40 MW)
- Songgoriti – Jawa Timur (Kapasitas: 40 MW)
- Danau Ranau Lampung – Sumatera Selatan (Kapasitas: 40 MW)
Tujuh Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) yang juga dilelang:
Mekanisme lelang dilakukan secara terbatas (beauty contest) dengan status penugasan. Hasilnya diperkirakan akan diumumkan dalam waktu sekitar satu bulan.
- Bandar Barusepa – Maluku (Kapasitas: 25–40 MW)
- Jenawi – Jawa Tengah (Kapasitas: 86 MW, tahap awal ±55 MW)
- Gunung Tampomas – Jawa Barat (Kapasitas: 30 MW)
- Kadida – Sulawesi Tengah (Kapasitas: 40 MW)
- Cubudak-Panti – Sumatera Barat (Kapasitas: 40 MW)
- Cisurupan Kertasari – Jawa Barat (Kapasitas: 20 MW)
- Tuang – Sulawesi Selatan (Kapasitas: 20 MW)