VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyoroti dinamika yang muncul setelah terjadinya ledakan di SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11). Ia mengungkapkan bahwa insiden tersebut memicu keresahan di kalangan siswa dan orang tua, hingga mendorong sejumlah pelajar untuk mengajukan perpindahan sekolah.
“Dampaknya juga di luar dugaan saya, banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah,” katanya saat ditemui di Jakarta, Minggu. Menurut Pramono, fenomena ini menunjukkan betapa besar pengaruh psikologis insiden itu terhadap lingkungan sekolah, sehingga perlu penanganan yang hati-hati.
Ia menambahkan bahwa dirinya telah bertemu dengan Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta untuk membahas langkah-langkah penanganan lanjutan. “Karena saya tak mau kemudian dampaknya sampai panjang,” kata Pramono, menegaskan bahwa pemerintah harus merumuskan solusi yang komprehensif demi pemulihan situasi.
Pramono juga memastikan bahwa batas waktu penerapan pembelajaran jarak jauh (daring) ditetapkan hingga Senin (17/11). Pada hari itu, pihaknya akan mempertemukan orang tua murid dan guru untuk menentukan model pembelajaran terbaik pascainsiden.
“Hari Senin (17/11) juga akan mengundang para orang tua murid dan juga guru, untuk diberikan pilihan, apakah mereka akan sekolah secara tatap langsung atau masih melalui daring,” ujarnya. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang mempertimbangkan keamanan sekaligus kenyamanan siswa.
Sebelumnya, Pramono menyampaikan bahwa sebagian besar siswa SMAN 72 Jakarta sebenarnya ingin segera kembali mengikuti pembelajaran tatap muka. “Kami sudah berkomunikasi, Kepala Dinas Pendidikan juga sudah menyampaikan, memberikan kebebasan. Yang mau daring boleh, yang mau langsung juga boleh. Dan ternyata mereka kebanyakan sekarang meminta untuk secara langsung,” ujar Pramono.
Keinginan siswa untuk kembali belajar di sekolah, menurutnya, juga didorong oleh niat untuk membuktikan bahwa lingkungan sekolah telah aman pascaledakan. Pramono mendukung penuh keputusan tersebut dan memberikan keleluasaan kepada pihak sekolah untuk menentukan langkah terbaik. “Mudah-mudahan minggu depan sudah sepenuhnya (pembelajaran tatap muka),” kata Pramono.
