VOICEINDONESIA CO, Probolinggo – Keterbatasan fisik tak menjadi penghalang bagi penyandang disabilitas netra di Kota Probolinggo untuk terus berkarya. Lewat kreativitas dan ketekunan, mereka memproduksi keset dari kain perca yang dijual di pasar minggu dan melalui pemesanan daring.
Suasana di Kantor Sekretariat Organisasi Penyandang Disabilitas PERTUNI di Jalan Kolonel Sugiono, Kota Probolinggo, hampir setiap hari dipenuhi aktivitas para remaja tuna netra. Mereka sibuk memotong kain, merajut dengan bilah besi, hingga mengemas keset dengan rapi. Semua dilakukan dengan teliti meski mereka tidak dapat melihat.
Siapa sangka, keterampilan itu dimiliki oleh mereka yang mengalami kebutaan sejak lahir, akibat penyakit, atau karena kecelakaan. Namun, keterbatasan tersebut tidak menghalangi mereka untuk berkarya dan mandiri secara ekonomi.
“Saya memang nggak bisa melihat, tapi itu bukan alasan untuk berhenti berkarya. Selama tangan saya masih bisa bergerak, selama tubuh ini masih diberi kekuatan, saya akan terus berusaha. Kekurangan ini bukan penghalang, justru jadi penyemangat. Karena saya percaya, setiap orang punya cara sendiri untuk memberi arti dalam hidup dan ini adalah cara saya,” ujar Feby, salah satu pembuat keset, dikutip Selasa, 22 April 2025.