VOICEINDONESIA.CO, Bengkulu – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengaku akan membangun Migrant Center dan Migrant Class di Provinsi Bengkulu. Hal tersebut sebagai upaya membentuk ekosistem pelatihan dan penempatan pekerja migran yang terintegrasi.
“Kami akan mendirikan yang namanya Migrant Center, agar ada satu ekosistem pelatihan yang tidak terpecah-pecah ke mana-mana,” ujar Abdul Kadir Karding saat kunjungan kerja di Bengkulu, Senin (25/7/2025).
Menurutnya, selama ini Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dari Bengkulu mengalami kesulitan akibat minimnya fasilitas pelatihan, sertifikasi, dan pemeriksaan kesehatan di daerah tersebut.
Baca Juga: Waduh, 160 Guru Sekolah Rakyat Mundur, Ada Apa?
“Kalau mau pelatihan skill harus ke daerah lain, untuk cek kesehatan ke Sumatera Selatan, latihan bahasa ke Bandung. Ini tidak efektif,” kata Karding.
Kondisi tersebut, lanjutnya, memicu kerentanan terhadap praktik penempatan ilegal karena masyarakat lebih memilih jalur instan.
Dengan adanya Migrant Center, berbagai layanan persiapan akan dipusatkan di Bengkulu untuk memudahkan akses calon pekerja migran.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Evakuasi Warga Indonesia Terdampak Konflik Kamboja-Thailand
Rencana pembangunan Migrant Center tersebut, menurut Karding, mendapatkan dukungan dari Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, Direktur Poltekes, dan Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Kementerian P2MI juga mendorong pembentukan Migrant Class di tingkat SMA, SMK, politeknik, hingga perguruan tinggi di Bengkulu sebagai langkah awal pembinaan sejak dini bagi siswa yang berminat bekerja di luar negeri.
“Di setiap sekolah atau kampus, kita buat Migrant Class khusus untuk klaster anak-anak yang mau bekerja di luar negeri,” jelas Karding.
Melalui kelas tersebut, siswa akan diberikan ekstrakurikuler seputar bahasa asing, keterampilan kerja, wawasan negara tujuan, dan berbagai aspek penunjang untuk menyiapkan mereka menjadi pekerja migran yang kompeten.
“Begitu mereka masuk sekolah atau kuliah, kita survei minat. Dari situ kita kelompokkan yang berminat ke luar negeri dan kita beri materi tambahan sebagai ekstrakurikuler,” tambahnya.
Langkah ini juga mendukung target Pemprov Bengkulu untuk mengirimkan minimal 1.000 pekerja migran setiap tahunnya.