VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kritik keras kembali menghantam PT Pertamina (Persero) setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai perusahaan migas pelat merah itu tidak serius membangun kilang baru. Namun, di tengah sorotan tersebut, satu proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) justru memasuki tahap akhir dan ditarget rampung tahun ini.
“Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut (impor BBM)? Sudah puluhan tahun, kan? Kita pernah bangun kilang baru enggak? Enggak pernah. Sejak kecil sampai sekarang enggak pernah bangun kilang baru,” ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9).
Ia menambahkan, pada 2018 Pertamina sempat menjanjikan pembangunan tujuh kilang baru dalam lima tahun. Namun, hingga kini belum ada satu pun yang terwujud. “Satu pun nggak jadi kan? Mereka bilang, iya tapi ke depan akan jadi. Sampai sekarang nggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar, kan,” tegasnya.
Di sisi lain, Pertamina saat ini tengah menyelesaikan proyek RDMP Kilang Balikpapan yang sudah mencapai progres fisik sekitar 96 persen pada Agustus 2025. Fokus pengerjaan mencakup pembangunan unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Propylene Recovery Unit (PRU), serta integrasi unit lama dan baru.
Dengan nilai investasi sekitar USD 7,4 miliar, proyek ini ditargetkan rampung kuartal IV 2025. Setelah beroperasi penuh, kapasitas kilang akan meningkat dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari dengan produk BBM berstandar Euro V yang lebih ramah lingkungan.
Penyelesaian RDMP Balikpapan menjadi momentum penting bagi Pertamina untuk membuktikan komitmennya memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus menjawab kritik bahwa perusahaan hanya “malas-malasan” dalam membangun kilang.