VOICEINDONESIA.CO, Jakarta — Sektor ekonomi kreatif membuktikan potensinya sebagai motor penggerak penyerapan tenaga kerja nasional dengan berhasil menyerap lebih dari 17 juta pekerja. Angka ini memperkuat posisi sektor kreatif sebagai kontributor signifikan dalam perekonomian Indonesia dengan sumbangan 7,8% terhadap PDB nasional.
Kolaborasi strategis antara Kemnaker dan Kemenkraf dalam pertemuan Rabu (23/7/2025) membahas sejumlah program konkret untuk mengoptimalkan potensi ini. Kedua kementerian sepakat mengembangkan pelatihan vokasi tematik, pemagangan berbasis proyek kreatif, sertifikasi kompetensi, dan kolaborasi dalam event ekonomi kreatif.
“Oleh karena itu, kerja sama lintas kementerian ini kami nilai sangat strategis untuk mempercepat pengembangan talenta kreatif di berbagai daerah,” tegas Menaker.
Baca Juga: Menaker dan Menekraf Jalin Sinergi Perkuat SDM di Sektor Ekonomi Kreatif
Data Sakernas BPS per Februari 2025 mencatat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia mencapai 70,60% dengan jumlah angkatan kerja sekitar 145,77 juta orang. Kemnaker memanfaatkan momentum ini dengan membuka peluang integrasi sistem informasi pasar kerja dengan data kebutuhan tenaga kerja dari Kemenkraf untuk mendukung perencanaan SDM yang lebih tepat sasaran.
Kemenkraf mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif melalui 17 subsektor yang mencakup kuliner, fesyen, kriya, film, animasi, aplikasi, dan permainan interaktif. Diversifikasi ini memberikan peluang luas bagi tenaga kerja Indonesia untuk berkiprah di berbagai bidang kreatif sesuai dengan minat dan keahliannya.
Baca Juga: Kemnaker Ubah Orientasi Kelembagaan Jadi Pengembangan SDM Nasional
“Kami ingin memastikan bahwa pelatihan vokasi yang kami selenggarakan mampu menjawab kebutuhan riil industri kreatif seperti produksi konten digital, desain visual, teknologi aplikasi, hingga kewirausahaan berbasis kreativitas,” ungkapnya.
Menaker berharap kolaborasi dapat segera diwujudkan dalam bentuk Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama yang konkret sebagai langkah awal menuju kemitraan strategis berkelanjutan. Sinergi data tenaga kerja antara kedua kementerian diharapkan dapat mendukung kebijakan ketenagakerjaan yang lebih efektif dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045 yang ditopang oleh talenta kreatif dan produktif.