VOICEINDONESIA.CO,Batam – Lebih dari 100 tahun berkarya di dunia maritim internasional, Stella Maris melebarkan sayapnya di pulau Batam, Kepulauan Riau. Sambil menjalankan misi, Stella Maris Batam mengunjungi kru di kapal Brave Emerald di Pelabuhan Batu Ampar, pada Minggu (16/2/2025) lalu.
“Saat tiba, Kapten menyambut kami. Dia memperkenalkan semua kru. Ada 18 pelaut Filipina di atas kapal itu,” kata Direktur Stella Maris Batam, Pater Ansensius Guntur atau lebih dikenal Romo Yance ditemui VOICEIndonesia.co, Rabu (19/2/2025) siang.
BACA JUGA : Stella Maris Kumpulkan Keluarga Pelaut di Batam
Saat kunjungan itu, Romo Yance bersama lima orang relawan Stella Maris Batam diantaranya: Siska Ginting, Veby, Monika, Amirah S dan Kharisima. “Kami membawa anak muda ini supaya mereka bisa tahu situasi di kapal dan bisa berbincang-bincang dengan kru, sehingga tahu bagaimana situasi hidup para pelaut,” singgungnya.
Tidak hanya itu, relawan juga dapat menggali pengalaman dari ABK (Anak Buah Kapal) yang jauh dari keluarga. Satu diantara relawan juga anak dari pelaut yang kini orang tuanya, tengah berlayar menuju Senegal. “Saat melihat kondisi kru, dia sangat tersentuh dan ingat Bapaknya yang juga pelaut berharap mendapat kehangatan yang sama di sana,” kata Romo Yance.
BACA JUGA : Imigrasi Batam tolak terbitkan sembilan paspor terindikasi PMI ilegal
Setahu Romo Yance, peran pelaut sangat penting bagi perekonomian dunia. Karena 90 persen perdagangan dunia lewati laut. Sehingga peran pelaut atau kru sangat penting, untuk mengantar barang dari suatu tempat ke tempat lain. “Ada tagline mengatakan No Shipping No Shopping tak ada kapal tak bisa belanja,” imbuhnya.
Sementara, lanjut Romo Yance, Kapten Kapal Emar juga memperkenalkan seluruh bagian kapal serta fungsinya kepada relawan. Dalam kesempatan itu, Emar menyatakan kerinduannya kepada keluarga.
BACA JUGA : BP3MI Kepri: Satu PMI asal Batam meninggal di Kamboja
“Memang tidak mudah menjadi pelaut. Harus menanggung risiko jauh dari keluarga ditambah dengan keadaan cuaca yang tak menentu. Namun demi kestabilan perekonomian dunia, mereka harus bekerja itu, sebab tanpa ABK perekonomian dunia tak akan jalan,” tutupnya.(iko)