VOICEIndonesia.co, Penang – Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Singapura dan Bank Negara Malaysia (BNM) dengan menyelenggarakan seminar terkait Local Currency Transaction di Penang (07/05/2024).
Seminar tersebut ditujukan untuk mendiseminasikan secara lebih masif mekanisme penyelesaian transaksi dengan menggunakan mata uang lokal Indonesia-Malaysia.
Upaya diseminasi penggunaan mata uang lokal diantara Indonesia dan Malaysia sebagai tindak lanjut kesepakatan Bank Sentral Indonesia dan Malaysia yang telah menandatangani MoU on Local Currency Settlement (Local Currency Transactions/LCT) pada tahun 2018.
Konsul Jenderal RI Penang, Wanton Saragih menjelaskan bahwa implementasi LCT secara lebih luas akan memberikan manfaat dan dampak positif bagi Indonesia.
“Implementasi LCT diantaranya akan meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah, memperkuat resiliensi pasar keuangan domestik, meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dari Malaysia khususnya wilayah kerja KJRI Penang ke Indonesia, mempermudah WNI melakukan pembayaran di wilayah kerja dan mendorong arus wisatawan ke Indonesia.” ujar Wanton.
Dengan jumlah WNI/PMI yang besar di Malaysia, maka penggunaan uang Rupiah di Malaysia akan memudahkan WNI/PMI melakukan transaksi keuangan.
Baca Juga: Imigrasi Kediri Deportasi Ibu dan Anak Warga Sri Lanka
Khususnya di Wilayah Kerja KJRI Penang yang meliputi Penang, Kedah dan Perlis, terdapat lebih dari 42 ribu orang WNI.
Penerapan LCT akan memudahkan WNI melakukan transaksi pembayaran dengan rupiah, khususnya bagi WNI yang melakukan medical treatment. Penang Centre of Medical Tourism (PMED) mencatat sepanjang tahun 2023, terdapat sekitar 350 ribu pasien asal Indonesia yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Penang.
Kepala Bank Negara Malaysia (BNM), Panimoli Kalidas, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung penuh implementasi LCT RI-Malaysia.
BNM selaku bank sentral di Malaysia terus berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan Bank Indonesia.
“Kami meyakini bahwa LCT dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi transaksi keuangan bilateral, serta mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS”.
Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia, Ita Vianty, menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia melalui BI bersama Gugus Tugas Nasional LCT, terus menggencarkan sosialisasi LCT kepada para pemangku kepentingan, baik di Indonesia maupun Malaysia.
“Meski masih menghadapi sejumlah tantangan, BI optimistis transaksi lintas batas melalui skema LCT dapat terus diperluas melalui kolaborasi dan sinergi dari seluruh stakeholders,” ujar Ita.
Senada dengan hal tersebut, Head of Global Market, Malayan Banking Berhad (Maybank), Adoni Idris, menyampaikan bahwa penggunaan LCT memiliki sejumlah keuntungan bagi pelaku usaha.
Antara lain mengurangi biaya penukaran mata uang sehingga dapat menghasilkan harga produk yang lebih kompetitif, menghemat foreign exchange hedging, keleluasaan untuk mengelola cash flow, serta penyelesaian transaksi di hari yang sama (realtime).*