VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Warisan intelektual perempuan Indonesia mendapat pengakuan internasional melalui penetapan arsip surat R.A Kartini sebagai Memory of The World UNESCO. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi mengapresiasi pencapaian bersejarah yang diraih pada 17 April 2025 ini dalam seminar di Gedung Arsip Nasional RI, Selasa (19/8/2025).
Penetapan ini merupakan hasil kolaborasi Indonesia dengan Belanda melalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Arsip Nasional Belanda, dan Perpustakaan Leiden University. Menteri PPPA menilai langkah ANRI menghubungkan warisan Kartini dengan upaya modern sebagai strategi penting memperkuat perjuangan kesetaraan gender.
“Pemikiran progresif R.A Kartini tentang martabat, hak pendidikan, dan kesetaraan gender yang melampaui zamannya tetap relevan hingga kini. Penetapan arsip surat-surat Kartini sebagai bagian dari Memory of the World (MoW) bukan sekadar tindakan administratif, melainkan simbolik, strategis, dan praktis untuk menjaga warisan intelektual perempuan Indonesia yang visioner,” ujar Menteri PPPA dalam pembukaan seminar bertajuk Kartini Masa Kini dan Masa Lalu; Perjuangan Kesetaraan Gender di Indonesia.
Baca Juga: Tiga Lembaga Perkuat Integrasi Data Korban Kekerasan
Ia menegaskan surat-surat Kartini tidak hanya mencerminkan batasan struktural masa kolonial, tetapi menjadi saksi tekad perjuangan perempuan memperjuangkan hak pendidikan dan kesempatan setara di ruang publik. Gagasan Kartini memicu kesadaran kolektif bahwa kemerdekaan tidak akan lengkap tanpa keadilan bagi seluruh warga negara.
“Dampak perjuangan Kartini bukan hanya pribadi, melainkan menginspirasi perubahan sosial yang lebih luas, yang masih kita rasakan hingga saat ini. Semangat perjuangan Kartini tetap relevan ketika Indonesia merayakan 80 tahun kemerdekaannya. Perempuan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, melainkan agen perubahan di segala lini serta berkontribusi aktif di berbagai bidang pembangunan mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hingga budaya,” tambah Menteri PPPA.
Baca Juga: Berantas TPPO, KemenPPPA dan IOM Kampanyekan “Kita Semua Bisa”
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambut positif penetapan 179 surat R.A Kartini yang ditulis di usia muda sebagai inspirasi besar kaum perempuan. Pengakuan dunia ini menandakan kontribusi Indonesia terhadap pengembangan peradaban global melalui warisan intelektual tokoh perempuan.
“Indonesia berhasil menjadikan surat-surat R.A Kartini sebagai Memory of The World UNESCO. R.A Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita yang pada hari kelahirannya 21 April kita kenang sebagai Hari Kartini, telah menulis 179 surat yang memberi inspirasi besar bagi kaum perempuan di usianya yang sangat muda. Dengan dimasukkannya surat-surat R.A Kartini ke dalam Memory of the World, menandakan dunia telah mengakui warisan intelektual, sumbangan pemikiran Indonesia terhadap pengembangan peradaban global,” ujar Menteri Kebudayaan.
Kepala ANRI, Mego Pinandito mengonfirmasi pencapaian luar biasa Indonesia dengan 5 usulan yang diterima UNESCO pada 2025. Penetapan arsip Kartini bertujuan melestarikan pemikiran tokoh perempuan Indonesia agar dapat menginspirasi publik di berbagai bidang.
“Ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa, karena di tahun 2025 ini, 5 usulan nominasi dari Indonesia mendapatkan persetujuan dan menjadi Memory of The World UNESCO secara internasional. Ini adalah salah satu bentuk kerjasama bilateral antara Indonesia dan Belanda, yaitu upaya pencarian surat-surat, catatan-catatan, dan arsip-arsip yang terkait dengan Kartini pada zamannya yang ada di Indonesia dan mungkin sebagian besar ada di Negeri Belanda,” ujar Kepala ANRI.