VOICEINDONESIA.CO,Juanda – Beredar Informasi dugaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara Ilegal yang diduga melibatkan Oknum Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya.
Dari hasil penelusuran jurnalis Voiceindonesia.co diketahui dugaan praktek kegiatan illegal tersebut sudah berlangsung satu bulan sejak awal bulan Oktober 2024.
Baca Juga : Erick Thohir: Peningkatan Layanan Bandara untuk Kenyamanan Penumpang
Sumber jurnalis voiceindonesia.co yang namanya minta disamarkan menunjukan beberapa alat bukti perlintasan para calon PMI yang diduga kuat dugaan akan diberangkatkan secara Ilegal ke Arab Saudi dengan menggunakan maskapai penerbangan Cathay Pacific dengan rute Surabaya-Hong Kong-Dubai.
“Sudah sebulanan,ada pemain besarnya di situ HS,ST,UD dan BB,kalo gak salah pak BB ini orangnya JS,dia itu kepala cabangnya di situ yang kantornya di Bekasi,JS itu yang Punya PT,” kata NR kepada Jurnalis Voiceindonesia.co,pada kamis (5/12/2024)
Saat di tanya jumlah penerbangan yang di ketahuinya,NR mengungkapkan bahwa jumlah penerbangan itu cukup banyak hingga 100 orang PMI di setiap Kelompok Terbang (Kloter)
“Ia lancarlah,paling tidak 100 itu satu kali penerbangan,naik pesawat Cathay Pacific dengan rute Surabaya-Hong Kong-Dubai,” tegas NR
Baca Juga : Menteri Karding Sebut Kementerian P2MI Butuh Dukungan Stakeholders Bangun PMI
NR juag mengungkap besaran uang yang di terima oleh diduga oknum Imigrasi Surabaya itu hingga dua juta (Rp.2.000.00: ) per satu orang yang melintas.
“Imigrasinya kalo gak salah itu dapatnya dua juta,satu kepala bro,”tegas NR
Sementara Kepala Bidang Pemeriksaan Imigrasi (Kabid TPI) Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya Yudhistira Yudha Permana Mengungkapkan hal yang berbeda kepada Jurnalis Voiceindonesia.co melalui pesan WhatsApp pada Kamis,5 Desember 2024.
“Saat ini kami sedang keras2nya melakukan pemantauan perlintasan orang keluar masuk indonesia melalui bandara juanda mendukung penuh program menteri imigrasi pemasyarakatan,”kata Yudhistira saat dikonfirmasi Voiceindonesia.co melalui pesan WhatsApp pada Kamis,5 Desember 2024.
Baca Juga : KP2MI Sambut Baik Rekomendasi Soal Tata Kelola Pelindungan PMI
“Sudah lebih dari 1000 orang yang diduga akan bekerja secara non prosedural kami tunda keberangkatannya selama tahun 2024 guna melengkapi persyaratannya,Terlebih dahulu ditambah di juanda tidak ada penerbangan menuju arab saudi mas.” Lanjut Yudhistira.
Lebih lanjut,saat di singgung soal penerbangan ke tujuan Arab Saudi ia mengungkapkan bahwa tidak ada penerbangan langsung ke Arab Saudi namun ia menjelaskan bahwa penerbangan dari Surabaya hanya ke Malaysia dan Singapura.
“Benar mas penerbangan di juanda yang intense hanya ke malaysia dan Singapura Kami mengawasi benar dari hasil wawancara maksud dan tujuan keberangkatan terlebih jika ditemukan adanya visa-visa (red) negara kedua,Pun ada temuan kami langsung kordinasi dengan AL sebagai pengamanan bandara dan Polda Jatim,” pungkas Yudhistira.