VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) membuka peluang kerja luar negeri dalam ajang Job Festival Nasional dan Internasional yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 13–14 November 2025 di Balai Kartini.
Dalam kegiatan tersebut, KemenP2MI menggandeng 20 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) untuk menawarkan ribuan posisi di berbagai negara.
Tercatat 7.600 lowongan kerja tersedia dari sektor formal seperti hospitality, kesehatan, konstruksi, pertanian, hingga perikanan.
Jabatan yang dibuka meliputi welder, grinder, operator mesin, chef, caregiver, pekerja konstruksi, hingga spa therapist.
Negara tujuan penempatan cukup beragam, mulai dari Jepang, Jerman, Rumania, Belanda, Taiwan, hingga Korea Selatan, dengan kisaran gaji mulai 500 dolar AS ke atas, tergantung posisi dan negara penempatan.
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani menegaskan, keikutsertaan KemenP2MI merupakan langkah nyata memperluas akses kerja luar negeri bagi masyarakat melalui jalur resmi dan terjamin.
“Kami ingin memastikan masyarakat yang berminat bekerja di luar negeri mendapat akses langsung ke peluang kerja yang kredibel,” ujar Christina dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/11/2025).
Selain membuka peluang kerja, KemenP2MI juga akan melakukan pendataan calon pekerja migran asal Jakarta yang belum memiliki kompetensi.
Data ini akan digunakan untuk menentukan peserta pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar global.
“Dengan cara ini, kita tidak hanya membuka peluang kerja, tapi juga menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing global,” tambah Christina.
Dalam kegiatan tersebut, KemenP2MI juga memfasilitasi matching antara P3MI dan calon pekerja migran agar proses rekrutmen berlangsung transparan dan sesuai prosedur hukum.
Christina berharap masyarakat semakin paham pentingnya penempatan pekerja melalui jalur resmi demi menghindari risiko eksploitasi dan perdagangan orang.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat ekosistem pekerja migran Indonesia yang profesional, terlindungi, dan berdaya saing internasional,” tutupnya.
