VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani bertemu dengan sejumlah wakil duta besar atau Deputy Chief of Mission (DCM) dan Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jakarta, Senin (14/7/2025).
Pertemuan tersebut untuk menyamakan persepsi dan kolaborasi terkait urusan pekerja migran. Mulai dari peluang penempatan pekerja migran yang kompeten, pendataan hingga pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Jadi hari ini kita bertemu dengan 3 DCM dan 7 orang konjen yang akan berangkat ke masing-masing negara penempatan. Nah tentunya saya berusaha menyamakan persepsi dengan teman-teman diplomat bagaimana pekerja migran itu perlu dilihat sebagai hal yang harus diurus bersama, berkolaborasi,” katanya.
Ia juga meminta para pemangku kepentingan untuk aktif melakukan market intelligence di negara-negara tujuan penempatan tenaga kerja Indonesia. Langkah ini dinilai penting agar strategi penempatan lebih tepat sasaran dan mampu membuka peluang kerja lebih luas bagi masyarakat Indonesia di luar negeri.
“Sehingga, target kita untuk membuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat Indonesia di luar negeri bisa tercapai,” sambung Wamen Christina.
Dalam pertemuan tersebut, Wamen P2MI ingin agar wakil duta besar serta konjen bisa melihat lebih banyak peluang kerja di sektor lain, selain domestik. Hal ini, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo soal kolaborasi dan sinergi lintas kementerian serta lembaga.
“Salah satunya membuka lebih banyak peluang kerja di luar negeri,” imbuh mantan legislator Senayan ini.
Baca Juga: Menteri Karding Ungkap Turkiye Butuh Empat Ribu PMI di Berbagai Sektor
Selain menyamakan persepsi dan kolaborasi, ia juga mendorong sinergi pendataan pekerja migran dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Apalagi saat ini, Kemlu memiliki portal Peduli WNI dan Kementerian P2MI dengan Siskop2mi-nya.
Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat akan ada penandatanganan MoU antara Menteri Karding dengan Menteri Sugiono terkait ini. H
arapannya, kedua data bisa disinkronisasikan sehingga kami tahu persis berapa jumlah warga negara Indonesia, termasuk pekerja migran Indonesia yang ada di suatu negara.
Agar, penanganan mereka yang mengalami masalah juga bisa masuk di sistem, sehingga bisa dilihat perkembangannya, step by stepnya sudah sampai mana.
“Ini akan memudahkan masyarakat yang mengalami permasalahan di luar negeri memberikan mereka akses pada pelindungan dan juga dari sisi pendataan juga akan lebih baik,” jelas Christina Aryani.
Baca Juga: Wamenaker Dampingi Korban Penahanan Ijazah ke Polres Jaksel
Sementara itu, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia di Kemlu, Judha Nugraha mengungkapkan, pertemuan itu merupakan bagian dari diplomasi ekonomi, diplomasi pelindungan dan prioritas politik luar negeri Indonesia.
Pertama, bagaimana membuka akses pasar bagi pekerja migran Indonesia.
Kemudian pelindungan warga negara Indonesia di luar negeri, termasuk upaya pencegahannya serta bagaimana Perwakilan Republik Indonesia juga dapat memberikan pelayanan untuk proses penempatan dan pelindungan.
“Dalam hal ini ada integrasi yang dilakukan antara Kementerian Luar Negeri melalui portal Peduli WNI dengan SiskoP2MI. Dalam hal ini KP2MI sebagai regulator juga akan menerbitkan ketentuan mengenai bagaimana penerbitan job order oleh Perwakilan RI. Ini sebagai titik awal untuk proses penempatan yang lebih aman,” imbuh dia.
Pertemuan tersebut dihadiri Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia, Wakil Duta Besar RI untuk India, Wakil Duta Besar untuk Austria, Konjen RI untuk Kota Kinabalu, Kuching, San Fransisco, Melbourne, Sydney, Toronto dan Ho Chi Minh.