VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani ingin membuka lebih banyak peluang penempatan pekerja migran dari Indonesia ke Jepang.
Wamen Christina mengaku tertarik dengan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jepang. Sebab, tambahnya, potensi penempatan ke Negeri Sakura tersebut cukup besar.
“Kita selalu tertarik, karena potensi dan peluang penempatan pekerja migran di Jepang juga besar sekali,” katanya saat memaparkan kondisi terkini penempatan pekerja migran Indonesia kepada Good Ltd dari Jepang, di Jakarta, Rabu (18/5/2025).
Baca Juga: Terapkan Transisi Energi, Desa-desa di Indonesia Dikenal di Asia
Wamen P2MI menegaskan, pemerintah juga terbuka untuk berbagai kerja sama dan mekanisme penempatan tenaga kerja Indonesia ke Jepang.
Salah satunya dengan mengajak perusahaan-perusahaan di Jepang mengadakan business meeting dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dari Indonesia.
“Nantinya, kita akan libatkan P3MI yang memiliki spesialisasi penempatan di Jepang dan menggunakan skema P2P yang sudah biasa kita gunakan,” ungkap Christina.
Eks Legislator Senayan ini mengatakan, penempatan pekerja migran dari Indonesia di Jepang terbuka untuk berbagai sektor. Seperti manufaktur, kesehatan, hospitality, transportasi, perikanan hingga pertanian.
Baca Juga: Siap-siap, Iklan di Aplikasi WhatsApp Akan Mulai Bermunculan
Selain itu, Wamen Christina juga mengingatkan agar perusahaan atau agensi perekrutan tenaga kerja di Jepang untuk menggunakan skema yang melibatkan pemerintah dan prosedural. Bukan melalui lembaga pelatihan kerja, perekrutan langsung atau kedok magang.
Alasannya, agar pekerja migran Indonesia yang bekerja di Jepang bisa semakin terlindungi.
“Kalau langsung lewat LPK yang memberangkatkan, pekerja migran itu tidak terdata di sistem kami dan kami tidak bisa memastikan pelindungannnya,” jelas Christina.
Saat ini, tercatat dalam sistem, adanya job order terverikasi sebanyak 1.389 peluang kerja skema penempatan private to private (p-to-p) di Jepang dari berbagai jabatan kerja dan sektor.