VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen KP2MI) Dzulfikar Ahmad Tawalla mendatangi seorang Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kini sukses.
Berasal dari Grobogan, Jawa Tengah, Slamet, Purna PMI berhasil membuat Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
Slamet merupakan Purna PMI yang dahulu berangkat melalui skema P to P ke Korea.
Baca Juga: KKP gagalkan penyelundupan 6,44 juta ekor BBL senilai Rp849 miliar
“Kemarin, saya berkesempatan bertemu dengan Pak Slamet, Purna PMI dari P to P Korea yang kini menjadi inspirasi bagi kita semua. Dengan dedikasi dan tekadnya, beliau berhasil mendirikan LPK Bina Muda, sebuah lembaga pelatihan berbasis learning digital,” kata Dzulfikar Ahmad Tawalla, dikutip dari Instagram pribadinya, Minggu, (22/12/2024).
Menurut Dzulfikar, program tersebut dirancang khusus untuk membantu para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) menghadapi tes dengan lebih cakap dan percaya diri.
“Inisiatif ini tidak hanya membuka peluang, tetapi juga menciptakan generasi pekerja migran yang kompeten dan siap bersaing secara global,” lanjut Dzulfikar.
Baca Juga: Menaker Pastikan PPN 12 Persen Tidak Abaikan Pelindungan Pekerja
Slamet menjelaskan bahwa peserta LPK belajar menggunakan digital learning agar tidak kaget lagi karena sudah terbiasa.
“Mereka dilatih menggunakan aplikasi UBITI yang mirip sekali dengan budaya HRD. Jadi kalua tes besok kan menggunakan seperti ini pak. mereka tidak ngatur, nanti kalua mereka tes itu udah ga greget lagi menggunakan mesin system karena sudah sama.
Wamen KP2MI, Dzulfikar pun berharap banyak purna PMI lain yang mengikuti jejak Slamet.
“Semoga langkah Pak Slamet menjadi teladan bagi kita semua dalam memberikan kontribusi nyata untuk bangsa,” kata Dzulfikar.