VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa perlindungan dan peningkatan kualitas pekerja migran Indonesia (PMI) adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan jajaran President University di Ruang Rapat Adelina Sau, KemenP2MI, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Karding mengungkapkan, data mengejutkan bahwa 95 persen PMI yang menjadi korban kekerasan, ketidakadilan, bahkan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), adalah mereka yang berangkat secara ilegal.
Baca Juga: KP2MI Audiensi dengan APPIK , Karding Harap Bisa Buka Kampung Bahasa Korea
“Masalah utama perlindungan adalah PMI yang tidak terdata karena berangkat non prosedural. Tanpa data, kami sulit menjangkau mereka untuk pelindungan,” tegas Karding.
Di tengah tantangan tersebut, Karding justru melihat peluang besar yaitu meningkatkan kualitas PMI melalui pendidikan dan pelatihan.
“Kami ingin PMI yang berangkat ke luar negeri bukan sekadar bekerja, tapi juga skill up. Bisa melalui pelatihan, sekolah, atau kuliah online,” ujarnya.
Ia pun mengajak President University berkolaborasi menyediakan program kuliah daring bagi PMI. “Misalnya, membuka kelas online agar mereka bisa belajar sambil bekerja. Banyak PMI lulusan SMA yang bisa dimotivasi untuk melanjutkan pendidikan,” tambahnya.
Baca Juga: Siap Bersaing di Pasar Keerja Internasional, KP2MI Seriusi Pengembangan Spa Therapist
Rektor President University Handa S. Abidin menyambut positif ajakan ini. Kampusnya, yang dikenal sebagai the real kampung Inggris karena penggunaan bahasa Inggris dalam seluruh aktivitas kampus, siap memberikan pelatihan bahasa bagi PMI.
“Kami bisa buatkan program bahasa Inggris untuk PMI sebelum berangkat. Nilai mereka bisa lebih kompetitif,” kata Handa.
Selaras dengan yang disampaikan Rektor Presiden University, Handa S. Abidin, Penasihat Rektor Abdul Wahid Maktub mengatakan, keinginan Menteri Karding soal peningkatan kualitas pekerja migran bisa dilakukan. Presiden University, kata Abdul Wahid Maktub, bisa berkolaborasi untuk mewujudkan pekerja migran Indonesia yang terampil.
“Apa yang disampaikan oleh Pak Menteri tadi itu bukan satu hal yang mustahil, jadi betul-betul saya kok punya satu keyakinan gitu bahwa ini akan bisa merubah persepsi publik bahwa apakah KP2MI ke depan ini insyaallah bukan kaleng-kaleng, tapi memang betul-betul real dan itulah our future masa depan kita itu di situ gitu,” kata Abdul Wahid Maktub.