VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) berencana untuk menyekolahkan anak-anak pekerja migran bersekolah di sekolah rakyat.
Saat ini pemerintah masih mendata pekerja mana saja yang layak mendapatkan bantuan.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan mereka mendapatkan akses pendidikan demi masa depan yang lebih baik.
“Pendidikan menjadi faktor kunci untuk memutus rantai kemiskinan di keluarga pekerja migran, agar mereka mempunyai harapan, mempunyai kesempatan untuk memiliki penghidupan yang lebih baik nantinya,” kata Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, Senin (11/8/2025), usai meninjau Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta.
Baca Juga: Siapkan Mahasiswa Go Internasional, UPN Jakarta Didorong Bikin Migrant Center
Christina menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan kementerian terkait lainnya untuk memetakan potensi penerimaan anak-anak pekerja migran di Sekolah Rakyat.
Upaya ini diharapkan membuat manfaat program tersebut dirasakan lebih luas.
“Jadi memang salah satu concern kami juga adalah anak pekerjaan migran. Di mana karena keluarga mereka, ibunya mungkin atau ayahnya mungkin merantau ke luar negeri, bekerja di luar negeri,” ujarnya.
Baca Juga: DPRD Minta DKI Minta Pemprov Intensifkan Sosialisasi Status PJLP dalam Rekrutman Damkar
Berdasarkan data KP2MI, permintaan tenaga kerja asal Indonesia di luar negeri mencapai 400 ribu orang per tahun, dengan sekitar 150 ribu telah disalurkan secara aktif ke berbagai negara tujuan.
Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto dinilai Christina sebagai langkah strategis pemerintah untuk mengatasi kesenjangan akses pendidikan yang belum terjangkau program beasiswa atau bantuan lain.
Sekolah ini disebut memberikan lingkungan belajar kondusif dan fasilitas layak, sehingga memotivasi anak-anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah (desil 1-2) dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk fokus menempuh pendidikan.
