VOICEINDONESIA.CO,Jakarta – Sebuah video yang beredar luas menunjukkan seorang wanita di asal Purwakarta yang mengaku telah menjadi korban kekerasan di Negara Irak dan memohon bantuan kepada Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat, Bupati Purwakarta , Wakil Bupati, Ibu Saptil, dan Teh Ika.
Dalam video berdurasi 1 menit 26 detik yang diterima Redaksi VoiceIndonesia.co pada selasa 22 Juli 2025 tersebut, diketahui bahwa Wanita tersebut Bernama Nurjanah (37) asal Kabupaten Purwakarta Jawa Barat diduga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) wanita yang mengenakan hijab coklat itu terlihat sangat emosional dan menangis saat menceritakan penderitaannya.
Nurjanah mengklaim bahwa kepalanya sering dipukul. Selain kekerasan fisik, ia juga melaporkan mengalami masalah kesehatan seperti sakit lambung dan buang air besar terus-menerus. Yang lebih mengkhawatirkan, ia mengaku diancam akan disiram dengan “kotoran” jika tidak menuruti perintah.
“Tolong, minta bantuannya saya. Kepala saya sudah dipukul lagi,” ujar Nurjanah sambil terisak dalam video. Ia juga menambahkan, “Saya sudah enggak kuat. Kalau saya apa, ngelawan terus saya sering dipukul. Padahal saya sudah ngerjain semua rumahnya, saya harus gimana?”
Ia juga mengungkapkan bahwa ancaman yang diterimanya terkait dengan kontrak kerja. “Katanya kamu harus sampai finish kontrak. Kalau enggak finish kontrak, kamu akan dikurung di kamar sendiri dan dikasih makan eek atau kotoran. Terus saya dibilang apa? Hewan, bukan nama saya.”
Lebih lanjut, Wanita asal Purwakarta ini menyatakan bahwa keluarganya sudah tidak lagi peduli dengan keadaannya, bahkan suaminya meminta uang kepada keluarganya namun tidak diberikan. Ia merasa tidak ada lagi yang bisa membantunya dan sangat membutuhkan pertolongan dari pihak berwenang.
“Tolong bantuannya. Saya sering dipukul kepala saya. Tolong, Pak Dedi Bupati Purwakarta, Wakil Bupati, Bu Saptil, sama Teh Ika, tolong bantuannya. Saya harus gimana? Saya sudah enggak kuat,” pintanya dengan putus asa.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak-pihak yang disebutkan dalam video mengenai kasus ini. Diharapkan pihak berwenang dapat segera menindaklanjuti aduan ini untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban.