ABU DHABI – Saya bekerja Sebagai pembantu rumah tangga di Abu Dhabi,Saya masuk lewat salah satu PT di Jakarta,jadi semua mereka yang urus,Karena saya ingin tahu peroses nya seperti apa. Sehingga bisa masuk UAE Dan bekerja,Itu juga bagian Dari tujuan saya kesini. Karena setahu saya tidak boleh ada pengirimin TKW/PMI ke Timur tengah tapi kenapa tetap ngalir (banyak) aja TKW /PMI yang berangkat.
Berawal Dari kasus teman sekampung menjadi TKW ( Pekerja Migran Indonesia ) di Mesir selama 13tahun ,Dia Salah satu tkw/PMI kaburan, awalnya saya menyarankan untuk ke KBRI setempat untuk proses pemulangan. Tapi dia tolak dengan alasan klise “masih butuh uang” kalau ke KBRI berarti pulang & tidak bisa kembali kerja lagi Karena status nya kaburan.
Tapi akhinya dia ketangkap pas ada razia disana. Di masukan ke tarhil/penrjara selama 3 bulan. Sebelum di pulangkan ke Indonesia,Pulang ke Indonesia Tanpa membawa selembar baju pun. Karena tidak di perbolehkan kembali ke kontrak tempat tinggal dia.
Saya coba ngobrol dengan TKW/PMI kaburan melalui media sosial. Tapi saya tidak menemukan jawabn yang sesuai.
Mungkin jalan satu-satu saya langsung yang jadi TKW/PMI. Karena sepengatahuan saya tidak ada MOU pengirimin pekerja ke Timur tengah sejak tahun 2015. Tapi kenapa Dari sejak itu sampe hari ini tetap berjalan. Memang seperti apa dan bagaimana jalur.
Seperti biasa mengikuti proses mulai Dari Medical Chek Up ,Pasporan sampe Visa turun Dan Berangkat. Tidak ada yang Salah. Sesuai prosedur pemberangkatan pelancong keluar negeri pada umumnya.
Hanya mungkin yang memebedakan kami di kawal ketat, takut ketauan para aktivis/LSM di bandara (Bandara Soekarno-Hatta). Yang katanya kami ini TKW/PMI yang Unprosedural/Ilegal.
Setelah sampai di negara tujuan. Kita langsung di jemput pihak Agency atau Sponsor. Sebelum di ambil majikan Untuk bekerja.
Setelah peroses pengambilan oleh majikan visit visa di cancel lalu pembuatan Emirates ID.
Saat ini lah kontrak kerja,peraturan kerja asuransi dan sebagainya. Di jelaskan di dalam nya. Baik jam kerja jam istirahat, cuti mingguan dan lain-lain. Seperti di negara-negara lain.
Dan ternyata memang seluruh pekerja Dari negara-negara lain yang masuk ke UAE menggunakan visit visa. Dan ada aturannya memang menggunakan visit visa sebelum sebelum memiliki Emirates ID.
Dari perjalan ini apa yang dapat simpulkan. Segalanya berjalan sesuai aturan.
Mungkin ini juga lah yang membuat kenapa bapak president seperti pak Jokowi seolah diam aja dalam menghadapi isu buruh migran yang ketimur tengah.
Berdasarkan hasil pantauan saya baik melalui media sosial atau berinteraksi langsung dengan teman-teman TKW/PMI. Hingga banyak permasalahan yang di hadapi para PRT. Pengaduan pun dimana-mana.
Masalah bermula saat TKW/PMI Kabur Dari rumah majikan. Tanpa membawa dokumen apapun baik paspor atau ID card. Hidup di luaran yang tidak tentu,Ya seperti buronan.
Bapak perlu tahu (pembicaraan kepada pemred VOICE Indonesia )alasan mereka Kabur 90 persen adalah ajakan Dari teman dengan iming-iming gaji lebih besar, hidup lebih bebas dan sebagainya. Tapi ternyata Tak semanis yang di tawarkan bahkan ada yang harus jadi PSK demi memenuhi kebutuhan hidup makan minum dan tempat tinggal. Atau memilih numpang tinggal dengan lelaki pekerja migran.
Setelah merasa hidup susah datang lah ke KJRI meminta bantuan,Ya tentu secara logika pihak KJRI engga membantu. Apalagi dia tidak memiliki ongkos untuk pulang. Sekilas memang miris perlakuan KJRI ini. Tapi secara logika benar.
Di sini lah saya coba diskusi dengan pak paryanto memberikan pandangan saya Langkah-langkah Dalam mengatasi masalah teman-teman TKW/PMI.
Saya di sini Dari bulan July 2021 baru 4 bulan lebih.
Oleh : PMI Asal Banten NURAENI di Abu Dhabi (Korban Penempatan Unprosedural )
Abu Dhabi,Minggu 28 November 2021
