VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Indonesia mencatat terobosan ekonomi signifikan dalam sepekan terakhir Mei 2025 dengan membuka keran ekspor beras ke Malaysia sekaligus meluncurkan mega proyek pembangkit listrik terbesar dalam sejarah. Langkah strategis ini menandai transformasi Indonesia dari importir menjadi eksportir pangan sambil memperkuat ketahanan energi nasional.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengonfirmasi bahwa Indonesia akan mulai mengekspor beras dengan volume tetap setiap bulannya ke negara tetangga. Keputusan ini diambil bersamaan dengan pencapaian cadangan beras pemerintah yang mencapai rekor tertinggi.
“Iya (ekspor 2 ribu ton). Kami berencana kirim dari yang terdekat (dengan Malaysia), dari Kalimantan Barat,” ucap Amran dalam acara syukuran 4 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) di Jakarta, Jumat (30/5/2025).
Baca Juga: Kementerian ESDM Terjunkan Inspektur Tambang Investigasi Longsor di Gunung Kuda
Bersamaan dengan terobosan di sektor pangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan rencana pembangunan pembangkit listrik masif yang akan mengubah landscape energi Indonesia. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menetapkan target penambahan kapasitas pembangkit listrik yang sangat ambisius dalam dekade mendatang.
“Kita membutuhkan 69,5 GW listrik mulai tahun 2025-2034,” ucap Bahlil dalam konferensi pers RUPTL PLN 2025-2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Baca Juga: DPR Desak Percepatan Pembahasan RUU Transportasi Online
Momentum positif ekonomi Indonesia juga tercermin dari data ketenagakerjaan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Pencapaian penyerapan tenaga kerja mencapai angka fantastis yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang solid pasca berbagai tantangan global.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa penyerapan tenaga kerja baru mencapai 3,59 juta orang pada Februari 2025. Angka ini jauh melampaui pertambahan jumlah pengangguran sebanyak 83 ribu orang.
Sebagai stimulus tambahan bagi masyarakat, pemerintah mengimplementasikan kebijakan tarif listrik bersubsidi untuk mendukung daya beli rumah tangga. Program ini menyasar segmen masyarakat menengah ke bawah sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi komprehensif.
Pemerintah resmi memberlakukan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 1.300 VA mulai 5 Juni hingga 31 Juli 2025. Kebijakan ini menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi kuartal II-2025 guna menjaga daya beli masyarakat, terutama pada periode libur sekolah dan transisi menuju semester kedua tahun ini.
Di sisi regulasi ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan memperkuat perlindungan pekerja melalui penerbitan aturan baru yang melarang praktik diskriminasi dalam proses rekrutmen. Langkah ini dimaksudkan untuk menciptakan pasar kerja yang lebih adil dan inklusif bagi seluruh warga negara.
“SE ini diterbitkan untuk mempertegas komitmen pemerintah terkait prinsip nondiskriminatif, agar proses rekrutmen tenaga kerja dilakukan secara objektif dan adil,” kata Menaker Yassierli dalam konferensi pers di Kantor Kemnaker RI, Rabu (28/5/2025).