VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Pemerintah akan meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah pada 4 Agustus 2025 mendatang. Program ini akan dilaksanakan di 12 lokasi pendidikan, mulai dari sekolah umum hingga pesantren, di wilayah seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Sidoarjo, dan Tangerang.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa program ini ditujukan untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan pada anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.
“Untuk mengakselerasi agar kita bisa menjangkau lebih banyak masyarakat lagi, di tanggal 4 (Agustus) nanti kita akan meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis untuk anak sekolah,” ujar Budi dalam Konferensi Pers Kick-Off Cek Kesehatan Gratis Sekolah di Jakarta, Jumat (01/08/2025).
Baca Juga: Menkes: RS Asing untuk Tingkatkan Investasi dan Layanan Kesehatan
Pemerintah menargetkan sebanyak 53 juta peserta didik dari tingkat SD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah dan pesantren, ikut dalam program ini. Total satuan pendidikan yang disasar mencapai 282.317.
Budi mengungkapkan, program telah lebih dulu dijalankan di Sekolah Rakyat karena bentuknya yang berasrama. Sebanyak 72 sekolah telah mendapat layanan CKG lebih awal.
Baca Juga: Menkes Tegaskan Komitmen Pemerataan Kesehatan Lewat Pembangunan RSUD
“Karena Sekolah Rakyat itu adalah sekolah berasrama, jadi kemarin kita mulainya duluan. Kita sudah melakukan Cek Kesehatan Gratis Sekolah Rakyat di 72 sekolah,” jelasnya.
Ia menambahkan, keluhan gigi menjadi masalah kesehatan paling dominan pada anak-anak. Gangguan mata dan anemia juga ditemukan dalam jumlah signifikan.
Selain pemeriksaan fisik, pemerintah mulai memperkenalkan pemeriksaan kesehatan jiwa di sekolah. Budi menilai, deteksi dini masalah kejiwaan pada anak masih belum optimal.
“Di cek kesehatan gratis sekolah ini kita juga mulai memperkenalkan cek kesehatan jiwa. Karena banyak selama ini kita tidak bisa mengidentifikasi kalau ada masalah kejiwaan, kesehatan jiwa di anak-anak kita,” ujarnya.
CKG Sekolah merupakan bagian dari program kesehatan nasional yang telah menjangkau 16,4 juta masyarakat sejak diluncurkan pada Februari 2025. Pemeriksaan yang dilakukan mencakup 13 hingga 15 jenis, tergantung jenjang pendidikan.