VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menilai tingginya angka pengangguran di Indonesia tidak sepenuhnya disebabkan oleh ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi, melainkan juga terkait dengan kondisi deindustrialisasi.
“Artinya, hal ini tidak serta-merta karena lulusan kita tidak siap kerja,” ujar Brian dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Menurut Brian, dunia industri saat ini belum sepenuhnya mampu menyerap lulusan perguruan tinggi.
Untuk itu, pihaknya mendorong sinergi antara pendidikan tinggi dan sektor industri melalui berbagai kerja sama strategis.
“Kami sedang bekerja sama dengan kementerian dan BUMN untuk mendorong hilirisasi hasil riset, menciptakan industri baru, dan memperluas ruang ekonomi,” jelasnya.
Langkah ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru dan mengatasi keterbatasan serapan tenaga kerja di sektor formal.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025, termasuk di antaranya lulusan perguruan tinggi.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan nasional.
Ia menyebut penyediaan ruang dan kesempatan kerja yang setara sebagai bagian dari solusi.
“Ini tantangan besar yang tak bisa diatasi hanya oleh Kemnaker. Perlu kerja sama semua unsur pemerintahan dan pemangku kepentingan,” tegasnya.