VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Sosial (Kemensos) berencana bekerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) untuk memasukkan modul pembelajaran khusus mengenai Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke dalam kurikulum Sekolah Rakyat.
Tujuannya agar para siswa memahami sejak dini mengenai peluang, tantangan, serta aspek legal dan perlindungan saat bekerja di luar negeri.
“Ini penting agar siswa memahami proses dan perlindungan yang tersedia bagi pekerja migran Indonesia,” jelas Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/11/2025), didampingi Menteri P2MI Mukhtarudin.
Baca Juga: Polisi Bongkar Sindikat Pengoplos Gas Subsidi di Sukoharjo, Negara Rugi Rp5,4 Miliar
Ia mengungkapkan, Kemensos menyiapkan siswa Sekolah Rakyat agar memiliki kompetensi dan kesiapan kerja, termasuk bagi mereka yang berminat menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) yang terampil dan terlindungi di luar negeri.
Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Ipul itu mengatakan langkah tersebut dilakukan melalui kerja sama antara Kemensos dan KP2MI untuk memperkuat pendidikan vokasi dan pembekalan prakerja bagi siswa Sekolah Rakyat.
“Kami ingin memastikan siswa Sekolah Rakyat tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga keterampilan kerja. Bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri, akan disiapkan pelatihan tambahan, terutama di bidang bahasa dan keterampilan teknis,” ujar Gus Ipul.
Baca Juga: RI-Arab Saudi Sepakat Perangi Jaringan Terorisme hingga Narkoba Lintas Negara
Saat ini terdapat 166 titik Sekolah Rakyat yang beroperasi di berbagai daerah dengan jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA atau sederajat.
Sebanyak 6.700 siswa kini menempuh pendidikan tingkat SMA, dan angkatan pertama diharapkan lulus pada tahun 2028.
Saifullah menjelaskan, setelah lulus, para siswa akan diarahkan sesuai minat dan bakat mereka.
“Bagi yang ingin kuliah tentu akan dibimbing sampai ke perguruan tinggi, sementara bagi yang ingin bekerja akan diperkuat dengan pendidikan vokasi,” katanya.
Kolaborasi tersebut juga mencakup pemetaan minat dan bakat siswa yang ingin bekerja di luar negeri agar dapat diarahkan pada jalur pendidikan dan sertifikasi sesuai standar internasional.
“Dengan adanya peta pelatihan dan penempatan dari P2MI, kita bisa menyiapkan siswa sejak dini agar menjadi pekerja yang terampil, kompeten, dan berdaya saing tinggi di dunia internasional,” tambah Saifullah.
Kerja sama dua kementerian ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam menyiapkan generasi muda Indonesia yang siap kerja dan terlindungi secara hukum baik di dalam maupun luar negeri.
