VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengumumkan bahwa sebanyak 1.469 guru telah dipersiapkan untuk mengajar di 100 titik Sekolah Rakyat tahap pertama yang akan mulai berjalan pada pertengahan Juli 2025.
“Para guru ini sudah melalui proses seleksi, dan akan mendapatkan pembekalan sebagaimana yang diberikan kepada para kepala sekolah,” ujar Saifullah usai menutup Retret Kepala Sekolah Rakyat Tahap Kedua di Gedung Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof), Margaguna, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Sebelum memasuki proses belajar-mengajar, seluruh guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan siswa akan mengikuti matrikulasi atau masa pengenalan yang dimulai pada 14 Juli 2025.
Hari pertama kegiatan matrikulasi akan diawali dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
“Hari berikutnya, akan ada berbagai kegiatan pembekalan dan orientasi agar seluruh unsur sekolah lebih siap menghadapi proses belajar-mengajar,” jelas Mensos.
Sebagai bagian dari sistem pendidikan berbasis karakter dan pendampingan intensif, Sekolah Rakyat juga akan menerapkan sistem asrama. Para guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik akan tinggal bersama siswa di lingkungan sekolah.
“Meskipun belum semua guru akan langsung tinggal di asrama, nantinya mereka akan bergantian selama 24 jam untuk memastikan pendampingan kepada para siswa berjalan optimal,” tambah Saifullah.
Program Sekolah Rakyat merupakan salah satu strategi pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang terdaftar dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Pada tahap pertama ini, Sekolah Rakyat diperkirakan akan menampung lebih dari 9.700 siswa dari berbagai daerah di Indonesia yang berasal dari keluarga prasejahtera.