VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Seorang pria berinisial ADP (39), yang diketahui sebagai diplomat muda di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, ditemukan tewas di sebuah indekos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan kepala terlilit lakban.
“Korban ditemukan sekitar pukul 08.30 WIB,” ujar Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, di Jakarta, Selasa (9/7/2025).
Menurut Rezha, jasad korban pertama kali ditemukan oleh penjaga kos yang curiga karena korban tidak terlihat sejak pagi. Saat diperiksa, seluruh kepala korban sudah terbungkus lakban.
Identitas korban kemudian diketahui sebagai Arya Daru Pangayunan, salah satu diplomat aktif di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI. Direktur Jenderal Perlindungan WNI, Judha Nugraha, membenarkan bahwa ADP merupakan staf diplomatik yang menangani perlindungan warga negara Indonesia (WNI), termasuk di wilayah Turki dan Iran.
Ia menyampaikan, selama berdinas Arya menangani perlindungan WNI untuk kawasan di luar Asia Tenggara, termasuk Timur Tengah. Arya juga terlibat dalam penanganan evakuasi WNI di Turki dan Iran.
“Jadi untuk kasus ini sendiri sudah diserahkan kepada pihak polisi, kita tunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian,” kata Judha, dikutip dari detikcom, Rabu (9/7/2025).
Judha juga menyebut bahwa Arya pernah menjadi saksi dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang. Namun, ia menegaskan bahwa kasus tersebut sudah lama selesai dan tidak ada kaitan langsung dengan insiden ini.
“Tapi itu jangan dikait-kaitkan. Kita menunggu hasil penyelidikan polisi, kita jangan berspekulasi. Jadi kami tidak ingin berspekulasi, kita tunggu hasil penyelidikan polisi,” tuturnya.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus tersebut, termasuk memeriksa saksi-saksi dan mempelajari barang bukti di lokasi kejadian. Jenazah ADP telah dibawa ke rumah sakit untuk proses autopsi.
Pihak keluarga, Kemlu, dan rekan kerja korban turut berduka atas kejadian tersebut. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian mengenai motif maupun kemungkinan pelaku.
